Wajahmu begitu anggun menghiasi dunia malam
Meleburkan batu kerekahan
Dalam bias nada-nada dering
Dan melodi kata
Merajut igauan manja
Yang ku pancarkan ke dinding kepekaan jiwa
Hari mulai sepi
Dan rentetan kejadian itu
Melelehkan kristal hijau
Yang baru selesai di pasung
Oleh bait-bait puitis pemulung
Kaleng-kaleng bekas tempat daging-daging olahan kimia
MENGAPA
Mengapa ini terjadi
Bayangmu ku peluk erat dalam tidurku
Senyummu ku telan mentah-mentah
Dan tawa riang telah cukup wakili
Gemuruh kemunafikan yang berdengung
Di emperan mal-mal keparat itu
Di manakah ketulusan bersemayam ?
Di pucuk lalang yang bergoyang
Atau di daun-daun yang mengering
Serta rumput-rumput yang meranggas
Ah, jangan bercanda!
Mereka terlalu lelah untuk berdiskusi
Cukupkan saja pertemuan ini
Melangkahlah sendiri-sendiri
Pijaklah tanah-tanah yang tandus
Dengan berpayung air mata
Selasa, 17 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on " "
Posting Komentar