Sabtu, 30 April 2011

permeabilitas sel

Diposting oleh renaex di 17.43 0 komentar
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan kehidupan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan inti. Membran atau plasmalemma menyelubingi sel dengan fungsi mengatur keluar mansuknya zat, menyampaikan atau menerima rangsang, dan strukturnya terdiri dari dua lapisan lipoprotein yang diantara molekul terdapat pori.
Peranan membran dalam aktivitas seluler yaitu mengatur keluar masuknya bahan antara sel dengan lingkungannya, antara sel dengan organel-organelnya. Selain itu membran juga berperan dalam metabolisme sel. Organel-organel sel seperti nukleus, kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma juga diselubungi membran. Berdasarkan dari komposisi kimia membran dan pemeabilitasnya terhadap solut maka dapat disimpulkan bahwa membran sel terdiri atas lipid dan protein. Pada membran terdapat lapisan ganda dan molekul-molekul posfolipid yang letaknya teratur sedemikian rupa sehingga ujung karbon yang hidropobik terbungkus sedemikian rupa di dalam sebuah lapisan amorf dalam senyawa lipid. Komponen protein membran digambarkan sebagai suatu selaput yang menutupi kedua belah permukaan dan lapisa biomolekul posfolipid.

Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasanya ini tebalnya kira-kira hanya 8 nm dibutuhkan lebih dari 8000 membran plasma mengontrol lalu lintas ke dalam dan ke luar sel yang dikelilinginya.
1.2.Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum permeabilitas dinding sel yaitu untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap permeabilitas sel pada buah hortikultura

1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum permeabilitas sel antara lain :
a) Bagaimana permeabilitas dinding sel terhadap buah mangga.
b) Bagaimana mengatasi permeabilitas dinding sel pada setiap tanaman hortikultura.
c) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permeabilitas sel pada tanaman hortikultura.








II.TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan fraksionasi sel ialah untuk memisahkan sel menjadi bagian-bagian, memisahkan organel-organel utama sehingga fungsinya masing-masing dapat dipelajari. Ada beberapa perbedaan besar antara karakter permeabilitas pada tanaman yang berbeda tetapi mempunyai prinsip umum yang sama. Salah satu faktanya adalah komposisi relatif dari daerah lipid dan area penjaringan terhadap permeabilitas yang berbeda dari tiap tanaman. Pada Chara, permeabilitas diatur oleh solubilitas lipid pada penyerapan larutan. Sedangkan pada Beggiataa, ukuran merupakan penentu paling utama. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki sifat permeabilitas yang sama dengan Chara, solubilitas lipid merupakan faktor dominan penyerapan walaupun perbedaan kuantitatif dapat diperhitungkan pada angka penyerapan. (Kimball, 2000).
Beberapa teori-teori klasik tentang permeabilitas mempunyai kesulitan dalam menjelaskan gejala-gejala yang teramati. Seperti peleburan zat terlarut pada membran oleh pelarut. Semua perrcobaan permeabilitas membran melibatkan sistem yang tidak seimbang yang berubah sepanjang lintasan tidak baik apabila beberapa molekul yang tidak dapat menemdus lubang batas itu. Bermuatan pada membran akan terjadi potensial, untuk potensial ini dinamakan potensial dominan. Dalam hal ini konsentrasi keseimbangan ion dari dua belah sisi membran berbeda. Proses tercapainya keseimbangan dari berbagai keadaan tidak seimbang merupakan contoh termodinamika larutan balik yang terjadi pada sistem biologi. Membran mempunyai dua fungsi yaitu memberikan kerangka luar dari proses kehidupan dan pemisahan sitoplasma menjadi bahang. Membran memisahkan protoplasma menjadi bagian-bagian tetapi pemisahan itu selektif. (Lovelles, 1991)
. Untuk melakukan hal seperti itu, bagian hidrofilik molekul tersebut harus melewati inti hidrofobik membranya. (Campbell, dkk, 2002).
Suatu membran tetap berwujud fluida begitu suhu turun, hingga akhirnya pada beberapa suhu kritis, fosfolipid mengendap dalam suatu susunan yang rapat dan membrannya membeku, tak ubahnya seperti minyak babi yang membentuk kerak lemak ketika lemaknya mendingin. Suhu beku membran tergantung pada komposisi lipidnya. Membran tetap berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah jika membran itu mengandung banyak fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh. Karena adanya kekusutan di tempat ikatan gandanya, hidrokarbon tak jenuh tidak tersusun serapat hidrokarbon. (Campbell, dkk, 2002).
Membran haruslah bersifat fluida agar dapat bekerja dengan baik, membran itu biasanya sekental minyak salad. Apabila membran membeku, permeabilitasnya berubah, dan protein enzimatik di dalamnya mungkin menjadi inaktif. Suatu sel dapat mengubah komposisi lipid membrannya dalam tingkatan tertentu sebagai penyesuaian terhadap suhu yang berubah. Misalnya, dalam banyak tumbuhan yang dapat bertahan pada kondisi yang sangat dingin, persentase fosfolipid tak jenuh meningkat dalam musim gugur, suatu adaptasi yang menghalangi pembekuan membran selama musim dingin. (Campbell, dkk, 2002).
Terdapat dua populasi utama protein membran. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satau atau lebih rentangan asam amino nonpolar. Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid, protein ini merupakan anggota yang terikat secrara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian integral yang dibiarkan terpapar. (Campbell, dkk, 2002).
Membran sangat beragam, tapi osmosis terjadi tanpa menghiraukan bagaimana fungsi membran, sepanjang pergerakan pergerakan linarut lebih dibatasi dibandingkan dengan pergerakan air. Membran bisa berupa satu lapis bahan yang lebih mampu melarutkan pelarut daripada partikel linarut, sehingga melewatkan lebih banyak molekul pelarut daripada partikel linarut. Selapis udara diantara dua larutan air merupakan pembatas yang menahan sama sekalim perpindahan linarut yang tidak menguap, yang ketiga berupa saringan (tapis) dengan sejumlah lubang berukuran tertentu sehingga molekul air dapat melaluinya, (Salisbury dan Ross, 1995).
Pergerakan air yang cepat melintasi antar permukaan ke dalam larutan akan menciptakan tegangan dalam air yang tertinggal di pori, dan akan menarik air bersamanya dalam bentuk aliran massa. Mekanisme membran ini menggambarkan kerumitan alam . (Salisbury dan Ross, 1995).
Ada beberapa perbedaan besar antara karakter permeabilitas pada tanaman yang berbeda tetapi mempunyai prinsip umum yang sama. Salah satu faktanya adalah komposisi relatif dari daerah lipid dan area penjaringan terhadap permeabilitas yang berbeda dari tiap tanaman. Pada Chara, permeabilitas diatur oleh solubilitas lipid pada penyerapan larutan. Sedangkan pada Beggiataa, ukuran merupakan penentu paling utama. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki sifat permeabilitas yang sama dengan Chara, solubilitas lipid merupakan faktor dominan penyerapan walaupun perbedaan kuantitatif dapat diperhitungkan pada angka penyerapan. (Kimball, 2000).
Model membran uap merupakan contoh membran semipermeabel yang sejati, padahal semua membran pada tumbuhan harus dapat melewatkan linarut tertentu saja. Membran seperti itu dikatakan bersifat permeabel diferensial, tidak lagi disebut semi permeabel sejati. Meskipun membran hidup bersifat permeabel terhadap pelarut maupun linarut, tapi umumnya jauh lebih permeabel terhadap pelarut (Salisbury dan Ross, 1995).

III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai pelilinan pada buah dilaksanakan pada hari rabu, 27 April 2011 bertempat di Laboratorium agronomi I, jurusan Budidaya pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pelilinan pada buah yaitu timbangan.
Bahan yang digunakan pada praktikum pelilinan pada buah yaitu, buah mangga, cawan, dan air.

3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur percobaan dari praktikum pelilinan pada buah antara lain :
1. Siapkan bahan yang akan dijadikan objek praktikum permeabilitas dinding sel.
2. Kemudian ambil satu sampel, buah di cuci, lalu dikeringkan.
3. Setelah di keringkan, buah tersebut ditimbang berat awalnya (utuh).
4. Sesudah ditimbang, kemudian diiris melintang 1 cm.
5. Setelah itu, buah ditimbang, lalu direndam selama 15 menit. Kemudian potongan buah tersebut diangkat dan ditimbang lagi, sampai mencapai berat konstan.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
Adapun hasil yang kita peroleh pada percobaan permeabilitas dinding sel pada buah mangga yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. hasil pengamatan buah mangga.
Buah Berat potongan mangga 1 cm Perlakuan direndam selama 15 menit Berat (gr)
Buah mangga
(berat awal (utuh) = 65 gr)
10 gr I 15
II 18
III 20
IV 20

4.2.Pembahasan
Berdasarkan hasil yang kita peroleh maka kita dapat mengetahui bahwa semakin lama buah disimpan maka kentahanan permeabilitas dinding sel jaringan buah mangga akan semakin rendah , hal ini dipengaruhi beberapa faktor , adapun faktor yang mempengaruhi yaitu masuknya air pada dinding sel yang ketahanannya sangat rendah , selain itu suhu juga sangat mempengaruhi .Hal ini sesuia dengan pendapat Salisbury dan Ross, 1995 yang menyatakan Pergerakan air yang cepat melintasi antar permukaan ke dalam larutan akan menciptakan tegangan dalam air yang tertinggal di pori, dan akan menarik air bersamanya dalam bentuk aliran massa.

V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa sifat permeabilitas dinding sel pada khususnya buah mangga dipengaruhi oleh faktor ketahanan struktur jaringan buah, lama penyimpanan , dan suhu lingkungan.
5.2.Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu hendaknya semua praktikan dapat aktif dalam melakukan percobaan sehingga dalam praktikum ini keaktifan tiap praktikan itu sangat penting.






DAFTAR PUSTAKA
Albert ang Gwen V Childs. 1994. Molecular Biology Of The Cell. Garland publishing: New York.

Becker, W. M.. Lewis J.K., Jeff H. 2000. The World of the Cell. Addison Wesley Longman, Inc: San Fransisco.

Bima. 2008. PERMEABILITAS MEMBRAN SEL: Pengaruh Suhu dan Pelarut.http://bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak_biologi/PERMEABILITAS%20MEMBRAN%20SEL.pdf. Tanggal Akses 13 November 2008.

Campbell, Neil. A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchel. 2002. Biologi Edisi kelima Jilid II. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Utmb. 2008. Membran Strukture and Function. http://cellbio.utmb.edu/cellbio…….basic arsitecture.htm. Tanggal akses 13 November 2008.
 

ernawati djaya Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez