Rabu, 22 Juni 2011

budidaya tanaman mangga

Diposting oleh renaex di 21.22 1 komentar
M A N G G A
( Mangifera spp. )
Mangga (Mangifera indica L.) adalah pohon berakar dalam yang hijau sepanjang masa. Tinggi pohon mangga dapat mencapai 15 - 20 m. Daun mangga berbentuk bulat panjang (elips) dan merupakan daun tunggal, agak panjang (8 - 40 cm), agak kasar dan sempit (2 - 10 cm). Daun muda ditumbuhkan bebas dan berwarna merah muda atau kadang-kadang kuning, dan kemudian tumbuh berwarna hijau tua mengkilat. Kulit pohon mengandung saluran-saluran resin yang bergetah berwarna putih.
Bunga mangga yang berjumlah banyak tumbuh dari tangkai bunga yang terbentuk sebagai panikel akhir. Bunga berwarna-warni. putih, merah muda, dan merah (500 - 10.000 bunga/panikel; 2.000 - 3.000 panikel/pohon). Hanya sebagian kecil (2 - 20%) dari bunga-bunga merupakan bunga sempurna dengan bagian jantan dan betina yang berfungsi. Bagian terbesar merupakan bunga jantan.
Jumlah bunga dan panikel serta perbandingan bunga sempurna bervariasi menurut varietas mangga, musim dan kondisi cuaca. Semua faktor ini menyebabkan produksi buah yang tidak teratur yang merupakan ciri khas pohon mangga. Musim berbunga meliputi periode dua sampai tiga minggu dalam bulan Juni - Agustus.
Penyerbukan dilakukan oleh serangga, terutama oleh sejenis ulat kayu (thrips) dan lalat. Lebah tidak mencari madu di bunga mangga. Angin, hujan, dan suhu di bawah 15 - 16C sangat menghambat penyerbukan, tegarnya serbuk sari, pertumbuhan tabung serbuk sari, dan tumbuhnya buah.
Jangka waktu antara tumbuhnya buah dan masaknya buah dapat mencapai
lima bulan, bergantung pada varietas mangga dan suhu. Daging (mesokarp) buah mangga yang aromatis berwarna putih sampai kuning merupakan bagian yang dapat dimakan, walaupun di beberapa tempat di Indonesia juga biji mangga dimakan.


2. Persyaratan yang Berhubungan dengan Iklim dan Pertumbuhan

Salah satu ciri khas mangga ialah kemampuannya untuk berfungsi baik di daerah-daerah yang kering (curah hujan kurang dari 750 mm/tahun), walaupun pohon mangga hidup lebih baik didaerah tropik dan sub-tropik dengan curah hujan 1200 - 1500 mm/tahun. Musim kemarau yang nyata merupakan syarat mutlak untuk produksi buah yang memuaskan. Hujan waktu musim berkembang akan sangat mengurangi penyerbukan dan dengan demikian juga mengurangi produksi buah.
Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar antara 22 C dan 27 C pada ketinggian maksimal 1250 m atas muka laut. Perkebunan mangga yang baik terdapat pada ketinggian 600 - 700 m atas muka laut.Masa dingin yang berkepanjangan seperti yang terdapat di ketinggian- ketinggian yang tinggi di daerah tropik, sangat menghambat pertumbuhan pohon.

3. HAMA DAN PENYAKIT
3.1. Hama
1) Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya. Pengendalian: dengan semut merah
yang menyebabkan kepik tidak bertelur.
2) Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah
terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini. Pengendalian: memusnahkan buah
mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus,
mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke
tanah yang telah dicangkul.
3) Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan
kemerahan. Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord,
Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang
terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan
memperbaiki aerasi.
4) Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas. Pengendalian: dengan
memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil
eugenol di dalam wadah dan insektisida.
5) Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang
daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga
mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang
membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Pengendalian dengan insektisida
Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
6) Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang
kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang
rangkaian bunga. Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang,
insektisida Diazinon atau Basudin.
7) Codot
Memakan buah mangga di malam hari. Pengendalian: dengan membiarkan
semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit
dan melindungi pohon dengan jaring.
7.2. Penyakit
1) Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga
menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2) Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
3) Cendawan jelaga
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun
mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan
oleh jamur yang hidup di cairan manis. Pengendalian: dengan memberantas
serangga yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung
belerang.
4) Bercak karat merah
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga
dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat
mempengaruhi proses pembuahan. Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang,
ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
5) Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun. Gejala: adanya bercak
kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga
berjatuhan. Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali
seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.
6) Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh
kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. Pengendalian: memotong bagian yang sakit,
lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan
menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.
7.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan
tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang
yang terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.

4. PANEN
4.1. Ciri dan Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur
5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10
jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di
bulan September-Oktober.
Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah
yang dipetik harus masih keras.
4.2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan
galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
4.3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan
satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan
sehingga dilakukan beberapa kali panen.
4.4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500
buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada
waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.

5. PASCAPANEN
5.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.
5.2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah
mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu terutama
jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri.
Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat
pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan
berat buah antara lain:
a) Kelas I: > 320 gram/buah
b) Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b) Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
c) Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
5.3. Penyimpanan
Buah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk.
6.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Di dalam negeri mangga tetap menjadi buah favorit pada saat musimnya. Buah yang
berkualitas tetap memiliki harga yang jauh lebih baik dan dapat menembus pasar
untuk kalangan menengah atas. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang
banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal. Potensi Indonesia
untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal.
Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard
mutu tidak berubah, diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup
areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.

7. STANDAR PRODUKSI
7.1.Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara
uji, syarat penandaan dan pengemasan.
7.2.Diskripsi
Standar mutu mangga tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3164-
1992.
7.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Mangga digolongkan dalam 4 ukuran menurut kultifarnya yaitu besar sedang kecil
dan sangat kecil yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I
dan mutu II
a) Arum manis: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat
kecil 250-299 gram
b) Golek: besar>500 gram, sedang 450-500 gram, kecil 400-449 gram, sangat kecil
350-399 gram
c) Gedog: besar>250 gram, sedang 200-250 gram, kecil 150-199 gram, sangat kecil
100-149 gram
d) Manalagi: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat
kecil 250-299 gram
Syarat mutu yang diterapkan untuk keempat golongan tersebut:
a. Karakteristik keasaman sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam
b. Karakteristik tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi
tidak terlalu matang
c. Karakteristik kekerasan: mutu I=keras; mutu II=cukup keras
d. Karakteristik ukuran: mutu I=seragam; mutu II=kurang seragam
e. Karakteristik kotoran: mutu I=bebas; mutu II=bebas
f. Karakteristik kerusakan: mutu I=5%; mutu II=10 %
g. Karakteristik busuk : mutu I=1%; mutu II=1%
7.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara
acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot seperti terlihat dibawah ini:
a) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot sampai dengan 100 : contoh yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 101 – 300: contoh yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 301 – 500: contoh yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 501 – 1000: contoh yang diambil 10.
7.5.Pengemasan
Pengemasan buah manga dalam peti kayu, berat bersih setiap peti kayu maksimum
25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yang diberi
pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat dan lobang udara,
susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat bersih kotak karton
maksimum 10 kg.

Jumat, 10 Juni 2011

kecamatan tinggimoncong

Diposting oleh renaex di 06.58 0 komentar
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kecamatan Tinggimoncong merupakan salah satu kecamatan yang tergabung dalam wilayah administrasi Kabupaten Gowa, yang merupakan penyangga utama Kota Makassar adalah salah satu daerah yang istimewa dibanding dengan daerah lainnya. Industri hortikultura, industri perkebunan dan industri agrowisata sudah merambah ke daerah ini, khusus di daerah Malino, Ibukota Kecamatan Tinggimoncong adalah primadona perpariwisataan di Selawesi Selatan. Daerah yang berada diatas ketinggian 1.500 DPL, ini juga pemasok utama tanaman holtikultura ke Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan hasil dari perkebunan ini sebahagian sudah di ekspor kebeberapa negara di Asia dan Eropa. Keadaan geografisnya di Kecamatan Tinggimoncong memang indah dan khas.
Kesemuanya ini baik langsung maupun tidak langsung menambah pendapatan penduduk, sehingga penduduk akan sejahtera, disamping itu perpindahan penduduk ke daerah ini meningkat dari tahun ketahun, tapi dibalik itu semua kita juga perlu menyadari akan dampak negatif yang timbul sebagai efek dari geliat ekonomi di daerah ini.
Atas alasan inilah, sehingga kami mengambil daerah kecamatan Tinggimoncong sebagai sampel dari praktek Desain dan Tata Ruang Pertanian, guna untuk menata atau menggali potensi yang bisa dicapai baik dari sektor pertanian itu sendiri ataupun dari perikanan, peternakan, kelautan, kehutanan, dan sebagainya.
1.2. Tujuan Hasil dan Sasaran
Tujuan dilaksanakannya menyusun laporan ini adalah mengetahui mengenai tentang kontur, kelerengan, penggunana lahan, potensi, permasalahan, tipologi pengembangan dan mengkaji kesesuaian lahan dan daya dukung wilayah dalam menentukan kapasitas pengembangan Kawasan Pertanian di Kecamatan Tinggimoncong. Kemudian melakukan inventarisasi data bagi potensi lahan untuk mengetahui luas lahan penggunaan potensial yang ingin dieksploitasi.
Adapun sasaran adalah tersusunnya Neraca Sumberdaya Penggunan Lahan dan basisdata sehingga digambarkan dalam peta wilayah dengan skala 1:50.000, dan skala 1: 1.000.000 dalam bentuk peta Kecamatan Tinggimoncong. Serta seluruh stakeholder pembangunan daerah, baik pemerintah, dunia usaha, dan utamanya adalah masyarakat pelaku usaha pertanian bekerjasama membangun tanah kelahirannya.









II. KEADAAN UMUM LOKASI
2.1. Administrasi Kependudukan dan Aksibilitas Wilayah
2.1.1. Letak Administrasi dan Batas Geografis
Kecamatan Tinggimoncong yang terdiri dari 7 desa yang meliputi Desa Parigi, Desa Bulutana, Desa Bontolerung, Desa Pattapang, Kelurahan Malino, Kelurahan Gantarang dan Desa Garassi.

2.1.2. Kependudukan
Penduduk yang tersedia dalam hal kuantitas merupakan potensi yang cukup besar dalam membangun suatu daerah. Kekurangan jumlah penduduk akan mempersulit jalannya suatu proses pembangunan sebab penduduk disamping sebagai obyek pembangunan juga berfungsi sebagai subyek pembangunan. sebagai obyek merupakan faktor yang sangat penting, disamping merupakan uama dalam suatu proses penduduk.
Pangkaan kualitas penduduk adalah hal yang mutlak harus dilakukan, sebab penduduk adalah titik sentral faktor produksi lainnya atau sebagai motor penggerak dari faktor-faktor produksi lainnya.
Upaya-upaya peningkatan produktivitas penduduk senantiasa dilakukan, dalam pengertian kuantitas penduduk diusahakan untuk dibina, diterampilkan agar bisa berproduksi atau mendatangkan manfaat. Yang tentu dengan sendirinya akan menghasilkan kesejahteraan pembangunan.
Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mempertimbangkan keterkaitannya dengan upaya pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam, penciptaan keserasian antara generasi serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Penduduk usia lanjut memiliki pengalaman dan kearifan yang luas sehingga perlu diberikan perhatian untuk berperan didalam pembangunan.
Selanjutnya pengendalian pertumbuhan penduduk juga dilakukan terutama untuk menurunkan angka kelahiran melalui gerakan KB Mandiri. Menurungkan angka kematian ibu dan anak Balita melalui program sayang ibu dan anak.
Pengendalian kuantias penduduk dilakukan dengan langkah yang berhubungan dengan penetapan jumlah, sruktur dan komposisi sera pertumbuhan dan persebaran penduduk yang ideal. Pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk harus memperhatikan kemampuan daya dukung alam dan sesuai dengan tata ruang yang diselenggarakan melalui transmigrasi, peningkatan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah sebaran, serta pemberian intensif bagi tenaga kerja sehingga mampu menggairahkan tenaga terdidik/terlatih untuk mengabdi di wilayah pertumbuhan baru.
2.1.3. Kondisi ekonomi
Kecamatan Tinggimoncong merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian kira-kira 1050 mdpl yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian menyebabkan mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap ataupun buruh tani.
Selain sebagai petani, sebagian lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai atau karyawan. Sektor informal yang banyak membantu masyarakat Tinggimoncong dalam memperoleh pekerjaan adalah keberadaan tempat/obyek wisata beragam yang merupakan sumber penghasilan yang cukup memadai.
Dalam bidang pertanian, pemanfaatan pengairan yaitu irigasi sederhana dengan memanfaatkan air dari sungai Jeneberang dan sungai Bulang yang mampu mengairi areal persawahan walaupun pada musim kemarau. Musim panen terutama padi dua kali dalam satu tahun dan hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga satu tahun ke depan diharapkan pemanfaatan sungai tersebut dapat menampung air dengan teknologi yang lebuh canggih dan produksi pertanian terutama padi diharapkan akan semakin meningkat.
Bidang perdagangan dalam satu tahun kedepan diharapkan akan semakin besar konstribusinya terhadap peningkatan perekonomian masyarakat kecamatan Tinggimoncong.
Bidang pariwisata merupakan bidang yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat pendapatan penduduk, karena ditunjang dengan beragamnya tempat dan obyek wisata di kecamatan ini seperti air terjun Takapala, lembah biru, air terjun Bulang serta perbaikan akses jalan menuju wilayah ini diharapkan akan lebih baik.
Perkembangan positif dibidang pertanian, perdagangan dan pariwisata di wilayah ini diperkirakan akan menyebabkan perekonomian di wilayah kecamatan Tinggimoncong tahun yang akan datang semakin menjanjikan.
2.1.4. Aksibilitas (Transportasi Darat, Laut, dan Udara)
Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, social budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan. Sistem jaringan transportasi yang dimaksud adalah sistem jaringan jalan raya, kapal laut dan kapal udara, berfungsi menghubungkan sentra-sentra produksi ke sentrasentra/ node konsumsi. Dari segi fungsinya jalan raya meliputi jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri. Sedangkan dari segi manajemennya jalan raya meliputi jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi dan jalan negara. Dalam menunjang perkembangan suatu wilayah, sistem transportasi sangat memegang peranan yang penting, sehingga penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana perhubungan dalam suatu wilayah harus memadai dalam arti dapat menampung dan menunjang kelancaran aktivitas pergerakan yang ada dalam daerah itu sendiri maupun hubungannya dengan daerah lain. Penentuan Struktur Ruang tidak bisa dilepaskan dari kondisi transportasi wilayah. Transportasi wilayah menentukan tingkat aksesibilitas wilayah. Kondisi transportasi darat untuk menghubungkan antar wilayah masih sangat minim, kondisinya juga masih sangat memprihatinkan.
2.2. Kondisi Wilayah
Jenis tanah di Kecamatan Tinggimoncong antara lain Tropodult, Troporthent, dan Tropohumult.
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson bahwa dikecamatan Tinggimoncong memiliki jumlah rata – rata bulan basah 9 (>100mm) dan rata – rata bulan kering 3(<65mm) termasuk dalam tipe iklim C. Kecamatan Tinggimoncong memiliki curah hujan tertinggi pada bulan Desember, Januari, Februari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September.
Adapun penggunaan lahan di Kecamatan Tinggimoncong pada umumnya didominasi oleh hutan, selain itu juga banyak terdapat belukar, ladang
2.2.1 Topografi
Wilayah Kecamatan Tinggimoncong memiliki topografi yang bervariasi, secara umum mulai dari datar, datar berbukit, datar bergelombang, bergelombang, dan curam.
2.2.2 Penggunaan Lahan
Di Kecamatan Tinggimoncong penggunan wilayah yaitu hutan, ladang, belukar, dan sawah. Pola pembangunan tanah yang sudah ada peruntukannya dan rencana alokasi penggunaan ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang. Untuk mewujudkan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang pada skala wilayah dan kawasan, maka pola pemanfaatan ruang di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa terbagi dalam 2 (dua) kawasan, yaitu Kawasan Non-Budidaya dan Kawasan Budidaya. Dengan pola ini, proses penetapan kebijakan, peraturan, serta mekanisme perizinan dapat menjadi alat pengambilan keputusan dalam rangka perwujudan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang secara efektif. Kawasan-kawasan tersebut adalah sebagai berikut: Kawasan Non-Budidaya yaitu Kawasan Lindung, Hutan Suaka Alam dan Cagar Alam, dan Kawasan Perkebunan, Kawasan Budidaya Non-Pertanian yaitu Kawasan Pemukiman, Kawasan Pemukiman Transmigrasi dan Kawasan Pariwisata.
2.3 Perkembangan Sektor Wilayah
2.3.1 Pertanian
Potensi pertanian tanaman pangan yang yakni meliputi areal persawahan dengan potensi Irigasi. Tanaman pangan yang dikembangkan diantaranya padi, jagung, kedelai dan hortikultura yang tersebar pada kawasan potensial. Pada Tahun 2008 produksi padi (sawah dan ladang) mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2007.
Hasil dari tanaman buah-buahan pada umumnya mengalami peningkatan, antara lain Markisa yang mengalami peningkatan dari 1 kw pada tahun 2007 menjadi 37.847 kw pada tahun 2008. Produksi sayur-sayuran bahkan mengalami peningkatan drastis, kacang panjang misalnya, dari 71,2 ton naik menjadi 150 ton pada tahun 2008 atau naik sebesar 110,57%.
2.3.2 Peternakan
Jenis usaha peternakan dibudidayakan di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dibagi atas dua jenis yakni ternak besar dan kecil meliputi: sapi, kerbau, kuda, dan kambing, sedangkan ternak unggas adalah ternak ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, itik dan manila.
2.3.3 Kehutanan
Berdasarkan data dan informasi dari Dinas Kehutanan Kabupaten Gowa bahwa potensi kehutanan yang ada di kawasan Hutan berupa kayu yaitu Kayu Rimba Campuran, meranti, jati dan kayu indah potensi luas 13500 ha dan potensi produksi 15000 m3, Getah Pinus 80000 ton dan potensi luas 15126 ha (8377 ha di Kec Tinggimoncong) dan Rotan potensi produksi 5000 ton (267 ha di Kec. Tinggimoncong). Disamping itu terdapat juga hasil non kayu lainnya Getah Damar Mata Kucing, Damar Batu, Damar Kopal, Damar Pilan, Damar Rasak, Damar Daging dan damar Gaharu. Hasil lainnya Madu, Gula aren ijuk, Kemiri, Kenari, Asam, sutra dan Kulit kayu manis.




III. METODOLOGI
3.1. Kompilasi Analisa dan Interpretasi Data
Data untuk menyusun rancangan pemetaan Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa yang terdiri dari data statistik merupakan data kondisi (tingkat kerusakan) dari berbagai waktu (minimal dua periode waktu), dan data peta. Data merupakan kondisi yang dianggap terkini. Untuk keperluan ini kedua jenis data tersebut diperoleh berdasarkan kompilasi dari berbagai sumber, terutama dari instansi sektoral terkait yang berwenang dengan masalah. Sehingga diperlukan analisa mengenai fakta wilayah yang menggambaran hasil jenis usaha dan tingkat teknologi di suatu wilayah atau sejauh mana aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam suatu wilayah tertentu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Dikaitkan dengan Pemanfaatan Tata Ruang Undang-undang nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, yang sudah diperbaharui menjadi Undang-Undang No 26 tahun 2007 mengharuskan setiap daerah memiliki Tata Ruang yang disepakati dan dikuatkan dengan payung hukum berupa Peraturan Daerah. REVIEW RPJM-D Kabupaten Gowa Tahun 2006-2010 II – 5 Kebijakan tata ruang memiliki fungsi yang sangat penting di dalam mengoptimalkan pengembangan dan pendayagunaan segala potensi yang ada di daerah.
Dengan data Interpretasi Untuk pemetaan Kelerengan Penggunaan Lahan dan Unit Lahan dengan skala 1 : 50.000, merupakan program pemetaan Dasar Nasional yang data primer digunakan adalah Peta Rupabumi Indonesia pada lembar kerja Malino (2010 – 64) berasal dari data tahun 1991 menjadi peta aktiva yaitu peta yang menggambarkan kondisi/keadaan awal sumberdaya penggunan lahan. Peta ini digambarkan secara fotogrametri dari foto udara skala 1 : 100.000 tahun 1981-1982 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Cibinong BOGOR.
3.2. Pemetaan dan Pembuatan Rencana
Pemetaan merupakan rancangan Tata Ruang dengan langkah Kerja adalah: menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 : 1.000.000 yang dipergunakan dalam inventarisasi dan pemetaan kelerengan, penggunaan lahan dan unit lahan ini adalah melalui pendekatan teknik pemetaan secara manual. Prosedur dalam interpretasi yang dipergunakan mengacu kepada Spesifikasi Teknis Inventarisasi Sumberdaya Alam Untuk penyusunan melalui pendekatan Sistem Informasi Geografis dengan memanfaatkan data-data hasil inventarisasi dan pemetaan. Melakukan Metode Pengumpulan Data Primer dengan penyusunan rancangan sumberdaya alam untuk pemetaan untuk mendapatkan informasi yang lebih detil, terutama dalam rangka pengecekan pada daerah sampel.
Metode Pengumpulan Data Sekunder Untuk melaksanakan pengumpulan data sekunder adalah dengan cara sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kebutuhan data yang diperlukan. Dari identifikasi data diketahui macam data yang diperlukan yaitu: Data liputan lahan tahun 1991. Data kondisi fisik dan sosial ekonomi dari BPS 2010 Kecamatan Tompobulu. Data kondisi fisik dalam bentuk peta: peta geologi dan peta sistem lahan skala 1: 50.000.
2) Mengadakan data dengan cara mengumpulkannya dari pihak produsen (owner).
Penyusunan pembuatan rencana peta lahan melakukan Studi tentang Rancangan sumberdaya alam secara umum ditujukan untuk melakukan monitoring dan evaluasi dari suatu sumberdaya alam tersebut. Oleh karena itu, pendekatan studi yang dilakukan adalah kajian terintegrasi (integrated study). Kajian terintegrasi ini ditunjukkan dengan proses kegiatan yang dimulai dari penyiapan data (inventarisasi data), penyusunan neraca untuk mengetahui perimbangannya, serta dilengkapi dengan kebutuhan informasi mengenai basisdata.
Selain itu untuk keperluan monitoring dan evaluasi dilakukan melalui penajaman (kajian yang lebih mendalam) yaitu menyangkut analisis aksebilitasi, kelerengan, pemanfaatan lahan dan potensi agronomi dari kondisi terakhir sumberdaya alam tersebut. Pada akhirnya hasil analisis diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat setempat.





IV. SKENARIO DESAIN TATA RUANG KECAMATAN TINGGIMONCONG

4.1. Analisa Aksibilitas
Penggunaan transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, social budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan. Perancangan dengan pertimbangan analisa untuk memperbaiki infrastruktur jalan. Dengan cara mendesain jalan itu sendiri dengan peningkatan jalan akses meliputi pembangunan jembatan dan jalan dengan persimpangan 1- 4 dengan lebar 6 meter aspal ketebalan fondasi dan aspal akan dihitung untuk kebutuhan kendaraan berat. Hal ini sesuai yang di kemukakan Wijanto (1996) bahwa Penentuan Struktur Ruang tidak bisa dilepaskan dari kondisi transportasi wilayah. menentukan tingkat aksesibilitas wilayah.
4.2. Analisa Topografi
Wilayah Kecamatan Tinggimoncong memiliki topografi dari kemiringan lereng yakni :
 0 – 3 % ( Datar)
 3 – 8 % (Agak Datar)
 8 – 15 % (Bergelombang)
 15 – 25 % (Agak Curam)
 25 – 45 % (Curam)
 > 45 % (Sangat Curam)
4.3. Analisa Pemanfaatan Lahan
Di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Merencanakan penggunan wilayah yaitu hutan, ladang, belukar, dan sawah. Dengan pola ini, proses penetapan kebijakan, peraturan, serta mekanisme perizinan dapat menjadi alat pengambilan keputusan dalam rangka perwujudan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang secara efektif. Pemanfatan Hutan, belukar, ladang dan dan sawah memberikan beragam manfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sesuai yang di kemukakan Gardner dan Engleman (1999), bahwa secara langsung, hutan dapat menghasilkan kayu industri, kayu bakar, dan hasil hutan non kayu; menyediakan lahan untuk permukiman dan pertanian; dan lain sebagainya. Sementara itu secara tidak langsung, hutan dapat mengatur tata air dialam (hidrologi), menyimpan karbon, melestarikan keanekaragaman hayati dan habitat, pasokan oksigen, dan sebagai obyek pariwisata. Lahan hutan tidak hanya dimanfaatkan untuk dijadikan permukiman dan pertanian, tetapi juga menjadi berbagai macam kegunaan lahan lain yang sesuai dengan keinginan manusia.
4.4. Potensi Agronomi Daerah
Berdasarkan kondisi wilayah, serta mengenai potensi agronomi daerah dilakukan penetapan komoditas unggulan pertanian akan dikembangkan di Kecamatan Tinggi moncong Kabupaten Gowa. Komoditas unggulan yang ditetapkan meliputi komoditas bersifat unggulan secara ekonomi, strategis, dan prospektif. Komoditas unggulan tersebut adalah sebagai berikut: Komoditas Unggulan: merupakan komoditas yang telah berkembang dan memiliki peran besar dalam pembentukan produk domestik regional. Komoditas Strategis adalah tanaman pangan seperti padi, jagung, dan singkong. Selain tanaman pangan, daerah Kecamatan Tinggimoncong juga berpotensi untuk ditanami tanaman hortikultura seperti sayuran (kentang, kubis, daun bawang, tomat, dan lain-lain), dan buah-buahan (markisa, mangga, dan manggis). Merupakan komoditas yang telah berkembang tetapi memiliki peran tidak terlalu besar dalam pembentukan produk domestik regional, namun mempunyai nilai strategis dalam ketahanan pangan dan stabilitas sosial.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No 24 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 6 sampai 8, ditetapkan bahwa:
a. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya
b. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
c. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.


4.5. Skenario Rekomendasi Perencanaan
4.5.1 Rekomendasi Keadaan Umum Lokasi
Dalam perencanaan desain dan tata ruang pertanian pada daerah Kecamatan Tinggimoncong terdapat berbagai macam perencanaan yang signifikan yang membantu didalam proses peningkatan perubahan di daerah Malino tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong secara menyeluruh baik didalam proses perubahan prospek pertanian sampai pada pembangunan jalan-jalan pada daerah Kecamatan Tinggimoncong.
Dalam laporan ini, kami sertakan berbagai perencanaan prospek peningkatan pertanian kedepannya dengan meninjau dari berbagai sisi diantaranya kami lampirkan peta kemiringan lereng, peta unit lahan, peta jalan dan sungai serta peta penggunaan lahan.
Selain perencanan peningkatan pertanian, tak kala pentingnya dalam pengembangan wilayah kota yaitu, pelestarian budaya – budaya dan pelestarian hutan lindung sehingga nantinya akan selaras dengan pengembangan wilayah tanpa harus menggeser akan pembangunan dan pengembangan dibidang pertanian.
Kelompok ini merupakan komoditas yang belum berkembang di Kecamatan Tinggi Moncong tetapi memiliki potensi permintaan yang besar, sehingga di masa datang dapat berperan dalam pembentukan produk domestik regional. Komoditas Kearifan Lokal : Markisa dikembangkan. Merekomendasikan Reboisasi terhadap hutan dan pembuatan ruang terbuka hijau dapat dilakukan pada daerah perkotaan sebagai lokasi resapan air. mengoptimalkan lahan perkebunan sebagai daerah pendukung lingkungan. Hal ini sesuai yang di kemukakan Ciptohadijoyo, (1999) bahwa Skenario rekomendasi perencangan daerah dengan system pemetaan harus mempertimbangkan segala aspek mulai dari kondisi geografis, sosial budaya, pertumbuhan ekonomi meliputi (pertanain, perkebunan, perindustrian, peternakan, kehutanan, dan lain-lain) dan melakukan perencanaan manster plan pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang tersedia.
Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang PROPENAS 2000-2004 dalam rangka memberikan pemahaman dan keamanan persepsi bagi semua pihak terkait baik di pusat maupun di Daerah serta mensinergiskan pelaksannanya telah ditetapkan Pedoman Pengembangan KIMBUN sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian No.v392/Kpts/OT.210/06/2002, Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) adalah merupakan bentuk pendekatan pembangunan perkebunan yang menggunakan kawasan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan sistim agribisnis dengan memamfaatkan lmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan dimensi ruang, waktu dan menejemen atas dasar kebersamaan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.
4.5.2 Rekomendasi Pembangunan Jalan


4.5.3 Rekomendasi penggunaan Lahan
Tanaman Pertanian, perkebunan, kehutanan dan belukar
Pertanian
Potensi pertanian tanaman pangan yang dimiliki oleh Kecamatan Tinggimoncong sangatlah besar, lahan di daerah tersebut masih dapat menghasilkan pendapatan ekonomi bagi warga sekitar di dua bulan berbeda (bulan basah dan bulan kering). Misalnya saja untuk tanaman pangan, untuk bulan basah dapat menanam padi, jagung, sorgum (sereal). Selain itu juga dapat ditanami kacang merah, kapri, buncis, dan mukuna (kacang-kacangan) serta ubi jalar, ubi kayu, talas, dan iles-iles (umbi-umbian). Sedangkan jika memasuki bulan kering, daerah tersebut masih dapat ditanami gandum, sorgum, ubijalar, dan ubi kayu.
Selain itu, pada umumnya Kecamatan Tinggimoncong juga dapat ditanami berbagai macam jenis sayuran baik itu pada bulan kering dan bulan basah. Pada bulan basah daerah ini cocok untuk ditanami kubis, gambas, selendri, selada, kentang, asparagus, brokoli, wortel, tomat, cabai, carica, bit, sawi, lettuce, kailan, petsai. Sedangkan untuk bulan kering cocok untuk ditanami bawang putih, dan daun bawang.
Kecamatan Tinggimoncong juga ternyata dapat ditanami berbagai jenis rempah – rempah, baik pada bulan basah maupun bulan keringnya. Pada bulan basah yang cocok untuk ditanam adalah cengkeh, jarak, kayu manis, kunyit, lengkuas, kapulaga, akar wangi, dan serai wangi. Sedangkan pada bulan kering cocok ditanami kemiri dan jarak.
Perkebunan
Untuk skala perkebunan, Kecamatan Tinggimoncong juga sangat cocok ditanami oleh berbagai jenis buah-buahan dan tanaman perkebunan lainnya baik pada bulan basah maupun pada bulan kering. Pada bulan basah cocok untuk ditanami buah jeruk, klengkeng, nangka, sukun, jambu air, jambu batu, sawo, kedondong, alpukat, kesemek, kina, teh, dan kopi Arabika. Sedangkan pada bulan kering cocok untuk ditanami buah apel, jeruk, alpukat, nangka, sukun, jambu batu, kedondong, klengkeng, kopi Arabika, tembakau, dan markisa.
Kehutanan
Pada Kecamatan Tinggimoncong tanaman hutan yang dapat berkembang dengan baik berdasarkan ketinggian tempatnya yakni Balsa, Jabon, Johar, Kaliandra, Kemiri, Mahoni, Meranti kuning, Sengon, dan tanaman pinus.
Belukar
Pada Kecamatan Tinggimoncong tanaman belukar yang cocok di tanami pada daerah tersebut yaitu Saga, Urang aring, Bayam-bayaman, Pegangan, dan Krokot.
Jenis – jenis penggunaan lahan untuk berbagai jenis tanaman
Hutan lindung
Di daerah Tinggimoncong terdapat beberapa desa yang memiliki huatn lindung dimana keberadaan hutan tersebut tidak dapat diganggu. Oleh karena itu, hutan lindung tersebut harus dapat sebaik mungkin di jaga kelestariannya guna sebagai tempat hidup beraneka ragam Flora dan Fauna. Di daerah hutan lindung tersebut meliputi berbagai desa seperti Bulu Lehaka, Bulu Lewakang, Bulu Batumenteng, Bulu diharelaju, Bulu Malenteng, Bulu Bontolaja, Bulu Bisolong, Bulu Batusipoko, dan sebagian dari daerah Bulu Kabulampoa.
Hutan Produksi
Pada Kecamatan Tinggimoncong terdapat banyak hutan, tetapi hutan tersebut kurang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kami merekomendasikan daerah hutan untuk diubah, dengan meningkatkan levelnya dari hutan biasa menjadi hutan produksi, tetapi tetap mempertahankan fungsi awal dari hutan tersebut. Adapun tanaman hutan yang kami rekomendasikan untuk penanaman adalah Pinus, Kemiri, Mahoni, dan Jabon. Jenis tanaman ini kita pilih dengan mempertimbangkan jenis tanah, ketinggian tempat, dan iklim wilayah setempat.
Adapun daerah yang kami rekomendasikan untuk dijadikan hutan produksi adalah daerah pengunungan pangkaleang, jambu kebo, bulu tanetelange, sebagian dari bulu batuejang, sebagian dari daerah bulu saringan dan sorongan, bulu ruku – ruku, bulu katoba, bulu bilang, dan bulu ganjeng.
Ladang dan Perkebunan
Ladang merupakan salah satu jenis penggunaan lahan terbesaar di Kecamatan Tinggimoncong. Pada kenyataanya memang sudah banyak ladang – ladang yang berproduksi di daerah tersebut. Akan tetapi, kami bermaksud untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dari warga sekitar dengan merekomendasikan tanaman ladang atau perkebunan yang sesuai untuk di Tanami pada daerah tersebut, baik di tinjau dari ketinggian tempat, iklim (bulan basah dan bulan kering), jenis tanah, serta beberapa pertimbangan dari berbagai aspek yang ada.
Adapun tanaman ladang yang kami rekomendasikan adalah sebagai berikut
• Kacang – kacangan seperti kacang buncis dan kacang merah
• Serealia seperti jagung dan sorgum.
• Sayuran seperti kubis, seledri, selada, kentang, brokoli, wortel, tomat, daun bawang, cabai, dan sawi
• Buah-buahan seperti jeruk, nangka, alpukat, dan markisa
• Perkebunan seperti the dan kopi arabika
• Obat – obatan dan rempah seperti cengkeh, jarak, kayu manis dan akar wangi.
Adapun daerah – daerah yang akan kami jadikan ladang diantaranya daerah malenteng, bulu pemokemama, bulu rea, bulu malahira, bulu parangkeda, bulu bontoloherang, bulu saleha, dan lekbasa.
Belukar
Pada Kecamatan Tinggimoncong hamper sebagian daerahnya di dominasi oleh hutan belukar. Pada kenyataanya masih banyak hutan belukar yang tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga tidak dapat menambah pendapatan ekonomi masyarakat di daerah tersebut, maka dari itu kami merekomendasikan hutan belukar tersebut dapat berproduksi semaksimal mungkin sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat sekitarnya. Akan tetapi tetap mempertahankan bentuknya sebagai hutan belukar. Salah satu cara dalam meningkatkan hutan belukar tersebut dengan mengganti atau mmperhatikan tanaman yang ada diskitar hutan belukar tersebut. Adapun tanaman yang cocok direkomendasikan dalam hutan belukar antara lain Saga (Abrus Precatorius, Linn), Urang Aring (Eclipta Prostata), Pengagan (Ginko biloba dan Centela Asiatica ), bayam- bayaman (Amarantaceae ), krokot (portulaca oleoraceae).
Adapun daerah persebaran belukar meliputi bulu buntala, sebagian dari bulu batu ejang, bulu karangpuang, bulu halahalaya, dan bulu bululoe.
Persawahan
Pada Kecamatan Tinggimoncong terdapat daerah persawahan antara lain jambu kebo, mandale, batu lapisi luar, langkoa, simbang, tombolo, mangrojai, mamapang, sekitar sungai balangloka dan balangbajang.
Perumahan
Kecamatan Tinggimoncong memilki daerah perumahan seperti patatuku, mamapang, sanggiringang, jaleko, ballacamba, lembangbata, paktekne, pattapang, biringpanting, langkoa, pabbarung, mangrojai, mappadang, mangrojaning, buki 1, buki 2, lapparanamangottong, bolongbuki, lappara, baraya, cengkong, cengkarana, mamangpang, benga, balasuka, lembangteko, sapiriborong, dan balangbolang.
















V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan Desain dan Tata Ruang Pertanian yang dilakukan pada daerah malino tepatnya kecamatan tinggimoncong yaitu setelah di adakan desain dan tata runag pada daerah malino tepatnya tinggi moncong ternyata daerah tersebut didominasi oleh belukar dan ladang, di prresentasikan daerah tersebut memilki belukar sekitar 45% , ladangnya sekitar 37 %, disusul urutan ketiga kawasan hutan di sekitar kecamatan tinggimoncong diperkirakan sekitar 25 %.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum Desain Tata Ruang Pertanian menjelaskan lebih rinci dan tersedia literatur atau materi tentang daerah akan didesain untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pengolahan data primer dan skunder untuk merancang pembuatan rencana dan merekomendasi rancangan pemetaaan yang dilakukan baik secara manual maupun teknologi.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kaeadaan Geografis dan Perancangan daerah Kecamatan Tompbulu. http://fitoremediasi.blogspot.com/2011/02/kondisi geografis kecamatan Tompobulu html. Diakses pada hari Selasa, 27 Mei 2011: Makassar.

Badan Pusat Statistika Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa 2010.

Ciptohadijoyo, S., 1999. Desain Tata Ruang Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Gardner, T., Engelman, R. 1999. Forest Futures: Population, Consumption and
Wood Resources. Population Action International. Washington
Nilwan, 2003. Desain Tata Ruang Pertanian. Fakultas Pertanian Hasauddin.Makassar.

Suryadi, 2003. Penggunaan Wilayah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.

Wijanto. 1996. Kondisi Geografis Kecamatan Kabupaten Gowa. PT. Penebar Swadaya : Makassar.

fungsi motor bakar

Diposting oleh renaex di 06.36 0 komentar
I. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1876 Dr. Nickolas Otto mebuat konstruksi motor pembakarandalam 4 langkah yang menggunakan bahan bakar bensin menggunakan penyalaan api. Pada tahun 1892 seorang insinyur muda berkewarganegaraan german yang bernama Dr. Rudolf Diesel berhasil membuat motor penyalaan kompresi menggunakann bahan bakar serbuk batu bara menggunakan prinsip penyalaan bahan bakar dan udara. Dengan perkembangan sistem pompa injeksi bahan bakar yang benar-benar dapat disebut “mini” oleh seorang penemu yang berkewarganegaraan german bernama Robert Bosch pada tahun 1927 membebaskan motor diesel dari masalah memakan tempat. Sistem injeksi pompa Robert Bosch yang ukurannya mini dari karburator, beratnya ringan dan govemer yang menyatu (built-in) sehingga tidak ada lagi system pengabutan udara yang banyak makan tempat untuk kompresor, pipa-pipa dan pengontrol klep. Pompa injeksi motor diesel dapat diatur sesuai pembebanan, kondisi kecepatan motor dapat atau lebih baik dari karburator motor bensin.
Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4 tak dan motor bakar 2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
Berdasarkan uaraian diatas maka, praktikum pengenalan motor bakar ini dilakukan untuk dapat mengetahui mesin motor emapat tak dan mesin motor dua tak, dan juga agar dapat membedakan setiap bagiannya dan menegtahui funsinya masing-masing.

1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Penganalan Motor Bakar ini adalah untuk mengetahui dan mengenal motor bakar (empat tak dan mesin motor dua tak).
Praktikum Pengenalan Motor Bakar dilakukan karena sangat berguna bagi praktikan untuk dapat membedakan bagian-bagian motor bakar dan fungsinya.












II. TINJAUAN PUSTAKA



Motor bakar adalah salah satu fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di suatu usaha tani sebagai penggerak untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, pengelolaannya termasuk dalam tanggung jawab seorang sarjana teknik pertanian.Sedangkan traktor adalah mesin pertanian yang paling banyak penerapannya untuk berbagai keperluan di suatu usaha tani yang pengelolaannya juga termasuk dalam lingkup tanggung jawab sarjana teknik pertanian.Dengan demikian pengetahuan dasar mengenai traktor tentu perlu dibekalkan kepada seorang calon sarjana teknik pertanian (Arismunandar, 2005).
Motor bakar merupakan salah satu sumber tenaga penggerak yang banyak dipakai di bidang pertanian. Motor bakar mempunyai peran penting di bidang pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai pemanfaatan, antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi / gabah / beras, penggerak pada mesin-mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di perkebunan untuk pengangkutan alat, bahan, dan hasil pertanian (Smith, 2003).
Motor pembakaran luar adalah suatu motor bakar dimana proses pembakaran atau perubahan energi panas dilakukan diluar dari mekanisme/konstruksi mesin, dan dari ruang pembakaran energi panas tersebut dialirkan ke konstruksi mesin melalui media penghubung (Okasatria, 2002).


Motor pembakaran dalam adalah suatu motor bakar dimana proses pembakaran atau perubahan energi panas dilakukan didalam konstruksi mesin itu sendiri, dan tempat terjdi proses pembakaran itu disebut ruang bakar (combustion chamber) (Okasatria, 2002).
Sistim yang ada pada sebuah motor terdiri atas sistem bahan bakar, sistim pelumasan, dan sistim pendingin. Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor empat (4) takt dan motor 2 takt. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel. Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada motor gerak). Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya digunakan pada teknik mobil. Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor bensin dengan menggunakan bahan bakar bensin(premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel (Anonim, 2010).
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakardinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin.Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin.Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi.Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin (Anonim, 2010).
Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu para putaran yang diinginkan. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai tujuan ini melalui elektronik kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit (ECU) - yang merupakan "komputer" dalam
mesin (Anonim, 2010).
Sumber tenaga dibidang pertanian ialah asal dari tenaga yang digunakan pada pekerjaan pertanian.Contohnya jika suatu peralatan digerakkan menggunakan motor listrik, sedangkan listrik tersebut berasal dari generator yang digerakkan dengan kincir angin, maka dikatakan bahwa sumber tenaga untuk peralatan atau pekerjaan tersebut ialah tenaga angin. Secara umum, tenaga yang digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pertanian dapat dibagi menurut sumbernya ialah Tenaga manusia, Tenaga hewan ,Tenaga mesin danTenaga
alam(Okasatria,2002).









III. METODOLOGI



3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Motor Bakar dilaksanakan Pada hari Kamis tanggal 18 Maret 2010 pukul 14.00 WITA sampai selesai, di Laboratorium Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Pada pelaksanaan praktikum Pengenalan Motor Bakar ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu kamera dan alat tulis menulis.
3.3. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan praktikum ini adalah :
1. Menjelaskan tentang motor bakar
2. Pengenalan bagian-bagian motor bakar dan fungsinya
3. Pengenalan prinsip kerja motor bakar
4. Mengambil gambar dan mencatat bagian-bagiannya.












IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil
Gambar Nama alat





























 Motor Bakar






 Silinder



 Piston








 Karburator




 Governer








 Magnet Roda Gila
\



4.2 Pembahasan
Prinsip kerjamotor2 takDimana setiap satu kali putaran poros engkol atau 2 kali langkah atau gerakan naik turun piston menghasilkan satu kali langkah usaha Sedangkan Prinsip kerja motor 4 takDi mana setiap 2 kali putaran poros engkol atau 4 kali langkah atau gerakan naik turun piston menghasilkan satu kali langkah usaha, ini sesuai dengan pendapat Anonim pada tahun 2010.
Mekanisme kerja motor bakar 4 langkah (4 tack) ada empat macam ini sesuai dengan pendapat (Smith 2003) yaitu :langkah hisap, langkah kompresi, langkah pembakaran dan langkah buang.
 Langkah hisap. Piston bergerak kebawah, katup hisap terbuka dan katup buang menutup. Campuran udara dan bahan bakar dihisap masuk (melalui katup hisap) Langkah kompresi. Piston bergerak keatas kedua katup menutup. Udara dan bahan bakar dimampatkan.
 Langkah pembakaran. Sesaat sebelum piston mencapai puncak busi memercikan bunga api dan membaka campuran oksigen dan udara. Tekanan meningkat dan mendorong piston kebawah (kedua katup menutup). Daya mekanik inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakan mesin.
 Langkah buang. Setelah piston mencapai akhir dari langkah, katup buang membuka piston bergerak keatas mendorong sisa pembakaran keluar menuju knalpot. Siklus ini terus berulang (piston bergerak keatas dan kebawah). Gerakan piston keatas dan kebawah ini dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi gerakan memutar dan dihubungkan ke gear box.
Komponen-komponen mesin 4 tak adalah: Busi berfungsi untuk memercikaan api, katup berfungsi untuk menutup menutup lubang silinder, piston berfungsi untuk mengatur volume ruang pembakaran, batang penghubung berfungsi untuk menghubungkan piston dengan crankshaft, crankshaft merubah gerakan naik turun piston (vertikal) menjadi gerakan memutar.
Adapun mekanisme kerja mesin 2 Tack menuru (Hunt 2005) adalah sebagai berikut :
1. Langkah penghisapan dan pembuangan)
a) Torak bergerak dari TMA ke TMB.
b) Pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, di dalam bak engkol terjadi kompresi terhadap campuran bensin dan udara.
c) Diatas torak, gas sisa pembakaran dari hasil pembakaran sebelumnya sudah mulai terbuang keluar melalui saluran buang.
d) Saat saluran bilas sudah terbuka, campuran bensin dengan udara mengalir melalui saluran, dan saluran bilas terus masuk ke dalam ruang bakar.
2. Langkah kompresi dan pembakaran
a) Torak bergerak dari TMB ke TMA.
b) Saluran bilas dan buang tertutup, terjadi langkah kompresi, dan setelah mencapi tekanan tinggi busi memercikan bunga api listrik untuk membakar campuran bensin dengan udara tadi
c) Pada sst yang bersamaan juga dibawah ( didalam bak engkolmesin ) bahan bakar yang baru masuk ke dalam bak mesin melalui saluran masuk
 Silinder
Silinder adalah bagian dari ruang bakar yang digunakan untuk proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Pada saat kompresi dan pembakaran akan menghasilkan tekanan gas yang tinggi, maka diusahakan tidak terjadi kebocoran pada ruang bakar tersebut, sehingga dapat menghasilkan tenaga gerak mesin. Bila mesin digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama, dinding silinder sedikit demi sedikit akan mengalami keausan.
 Piston
Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin pembakaran dalam silinder hidrolik, pneumatik, dan silinder pompa.
Tujuan piston dalam silinder adalah:
• Mengubah volume dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan karena piston mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston menekan isi silinder. Piston yang menerima tekanan dari fluida dan akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya (linear).
• Membuka-tutup jalur aliran.
• Kombinasi dari hal di atas.
Dengan fungsi tersebut, maka piston harus terpasang dengan rapat dalam silinder. Satu atau beberapa ring (cincin) dipasang pada piston agar sangat rapat dengan silinder.
 Karburator
Karburator merupakan pipa terbuka dikedua ujungnya, dalam pipa ini udara bergerak menuju intake mainfold menuju kedalam mesin/ruang bakar.Pipa ini berbentuk venturi, yaitu dari satu ujung permukaannya lebar lalu menyempit dibagian tengah kemudian melebar lagi di ujung satunya.Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara meningkat ketika melewati bagian yang sempit. Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin kecil tekanan statisnya namun makin tinggi tekanan dinamisnya. Pedal gas mengendalikan katup dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran udara yang dapat masuk kedalam ruang bakar. Udara bergerak dalam karburator memiliki tekanan untuk menarik bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.
Pada setiap saat beroperasinya, karburator harus mampu :
- Mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar
- Menyalurkan bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar sehingga rasio bahan bakar/udara tetap terjaga.
- Mencampur airan udara dan bahan bakar dengan rata dan sempurna


 Governor
Governor digunakan sebagai 'interface' antara turbin penggerak dan generator. Seperti halnya peralatan listrik yang lain, governor juga memiliki keterbatasan kemampuan. Parameter- parameter governor, seperti daya mekanik, gas producer, speed droop, dll.
Ada dua mode operasi governor, yaitu droop dan isochronous.Pada mode droop, governor sudah memiliki "setting point" Pmech (daya mekanik) yang besarnya sesuai dengan rating generator atau menurut kebutuhan. Dengan adanya "fixed setting" ini, output daya listrik generator nilainya tetap dan adanya perubahan beban tidak akan mengakibatkan perubahan putaran turbin (daya berbanding lurus dengan putaran). Lain halnya dengan mode isochronous, "set point" putaran governor ditentukan berdasarkan kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu (real time). Pada saat terjadi perubahan beban, governor akan menentukan setting point yang baru sesuai dengan aktual beban.
 Magnet Roda Gila
Roda gila sering disebut juga roda gaya, roda penerus, adalah sebuah komponen berupa sebuah piringan yang dipasangkan pada flensa di ujung roda poros engkol. Bagian tepi roda gila biasanya memiliki cincin bergerigi untuk pertautan dengan roda gigi motor starter pada saat motor dihidupkan. Karena itu tanpa roda gila hampir tidak mungkin menghidupkan mesin.Kalaupun hidup, putaran mesin menjadi tidak teratur.


V. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum ini maka, dapat disimpulkan bahwa :
 Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor 4 takt dan motor 2 takt. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.
 Untuk motor bensin menggunakan bahan bakar bensin(premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel.
 Bagian-bagian motor bakar terdiri dari silinder, piston, karbulator, governer dan magnet roda gila.
5.2 Saran
o Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat dan mesin yang ada di dalam laboratorium disusun dengan rapi, agar praktikan mudah untuk mengamati dan mengambil gambar.
o Untuk Asisten
Baiknya dalam melaksanakan praktikum, asisten juga ikut menemani praktikan dan memberikan penjelasan mengenai ala-alat dan mesin yang ada di dalam lab.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010.http//:www.google.com.id.Diakses pada tanggal 27 Maret 2010 Makassar.

Anonim, 2010.http//:Blogspot.co.id.Diakses pada tanggal 27 Maret 2010 Makssar.

Anonim, 2010.http//:www.wikipedia.com.Diakses pada tanggal 27 Maret 2010 Makasar.
Arismunandar, 2005.Penggerak Mula Motor Bakar torak. Tiga Serangkai. Jakarta
Smith dan Wilkes, 2003.Mesin dan Peralatan Usaha Tani.Tiga Serangkai. jakarta
Okasatria, N dan Agus Budi Jatmiko. 2002. Motor Bakar. Perpustakaan UI : Jakarta.



























Laporan Praktikum
Dasar-dasar Teknologi dan Mekanisasi Pertanian

PENGENALAN MOTOR BAKAR

Oleh :

Nama : A M R I A D I
Nim : G211 08 283
Kelompok : V (Lima)
Asisten : R A H M A N





LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLODI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNUVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010



Lampiran :

alat dan mesin penanaman

Diposting oleh renaex di 06.28 0 komentar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang pertanian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dan juga menentukan hasil pertanian. Dalam praktikum sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa perkembangan pertanian meliputi pekembangan alat/mesin pengolahan tanah. Namun tidaklah hanya sampai disana, dalam kegiataan penanam juga memiliki perkembangan terutama terkait dengan alat/mesinnya. Alat/mesin pertanian selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya tingkat peradaban manusia. Walaupun demikian, para petani di Indonesia belum mengetahui adanya alat/mesin penanam. Petani Indonesia masih memakai cara-cara tradisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa teknik pertanian untuk memperkenalkan alat/mesin penanam yang modern tersebut sehingga dengan penggunaan alat/mesin penanam diharapkan menghemat waktu dan tenaga. Hasil yang didapat akan lebih memuaskan dibanding dengan memakai cara tradisional. Selain meringankan dalam kegiatan penanaman juga dapat mengetahui dosis penggunaan benih yang tepat yang telah diperhitungkan sebelum kegiatan penanaman. Kegiatan pemanenan merupakan salah satu tahapan di dalam budidaya tanaman dan merupakan bagian awal dari proses pasca panen. Proses penanaman padi ini tidak dapat menaikkan produksi, melainkan hanya untuk menekan kehilangan gabah. Dengan adanya mesin pemanen maka pemanenan akan dilaksanakan secara cepat, efisien dan efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu keahlian dalam pengoperasian mesin pemanen, agar mesin pemanen dapat digunakan secara efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pelatihan yang benar dalam mengenalkan mesin pemanen.Pada praktikum kali ini akan dikenalkan dua jenis alat dan mesin penanam, yaitu Seeder dan Rice Transplanter serta cara pengkaliberasian alat/mesin penanam dalam hal ini adalah Seeder. Seeder yang digunakan pada praktikum kali ini adalah untuk menanam benuh dengan jumlah yang banyak. Penggunaan alat mesin pertanian untuk penanaman tersebut dapat memudahkan petani dalam melakukan penyebaran benih maupun penanaman bibit.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1. Mengetahui watak laku teknis dari mesin penanam.
2. Mengetahui pengaturan bagian-bagiannya dalam kaitannya dengan penggunaan mesin penanam tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis penggunaan benih tertentu.
3. Dengan adanya praktikum pengenalan dasar alat dan mesin penanam dan kaliberasi seeder ini, praktikan akan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi alat dan mesin pertanian.
4. Praktikum ini juga diharapkan dapat membantu praktikan dalam mengenali dan memahami watak, perilaku teknis baik mesin penanam maupun seeder, hingga pada bagian – bagiannya, beserta cara pengaturannya dalam hubungannya dengan penggunaan mesin tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan pengunaan benih terrtentu.






II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Penanam
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali (Ciptohadijoyo dan Bambang P 1991, hal. 1) Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat
membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu.( Alihamsyah 1991, hal.108) Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980) Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982, hal. 9)




BAB III
METODOLOGI
A. Alat
1. Mesin Penanam (seeder)
2. Mesin Penanam (rice transplanter)
3. Timbangan
4. Roll meter
5. Hand Counter
6. Stopwatch
7. Penampung Benih
8. Meteran
8
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah gabah (benih
padi).
C. Cara Kerja
Pengenalan dasar mesin penanam:
a. mengamati kondisi fisik dari mesin penanam berikut alat pendukungnya.
b. mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke
dalam blanko spesifikasi alat yang telah tersedia.
Kaliberasi seeder:
a. tabung penampung benih diisi dengan gabah (benih padi).
b. penampung benih sebanyak tujuh buah diletakkan pada ujung
pengeluaran tabung penyalur.
c. roda penggerak SMD diputar sebanyak 10 kali putaran dan pada saat
bersamaan stopwatvh diaktifkan.
d. stopwatch dimatikan ketika roda selesai berputar pada putaran
kesepuluh.
e. hasil waktu selama 10 kali putaran dicatat.
f. berat gabah yang tertampung dalam masing-masing penampung benih
ditimbang dengan menggunakan timbangan kemudian dicatat beratnya.
g. langkah a,b,c,d,e, dan f diulangi untuk lima kali ulangan dan 3 variasi
pembukaan SMD (1/3, 2/3, 3/3), sehingga putaran total sebanyak 150
kali.
Cara kerja Pengenalan mesin Penanam Padi (rice transplanter) :
1. Mengamati kondisi fisik dari mesin berikut alat pendukungnya.
9
2. Mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke dalam
blanko spesifikasi yang tersedia.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
A. Hasil Pengamatan
A.1. Mesin Penanam Benih (Seeder)
1. Spesifikasi
10
nama : drill seeder
merk : AGROSTROS
model : trailling
tipe : 3 point hitch
no. seri : 16 CIN 1506
negara pembuat : Cekoslovakia
jenis mesin penanam : drill seedling
jenis alat pengeluaran benih : horizontal feed rotor matering devices
jenis tabung penyalur : tabung spiral
jenis alat pembuat alur : disk
jenis alat penutup benih : drag chain
jenis benih yang ditanam : biji-bijian
ukuran total mesin penanam :
panjang (cm) : 296
lebar (cm) : 157
tinggi (cm) : 133
ukuran diameter roda (cm) : 70
jarak tanam (cm) : 17,5
kecepatan tanam : -
kebutuhan benih (kg/ha) : tergantung kecepatannya
lebar kerja (cm) : 20
2. Gambar penampangnya
11
B.1. Mesin Penanam Bibit (Rice Transplanter)
1. Spesifikasi
nama : rice transplanter
merk : MAMETORA
model : TA 2B
tipe : 2 wheel tractor mounted walking type
type of seedling : root wash
negara pembuat : Jepang
engine :
power (hp) : 5 hp
speed (rpm) : 1800 rpm
dimensi :
panjang (cm) : 102
12
lebar (cm) : 60,5
berat (kg) : 140
planting device :
type of finger : pincette type rod and tweezer
row spacing (cm) : 30
planting deep (cm) : 14
Operating speed (m/sec) : 0,35
Negara pembuat : Jepang
2. Bagian-bagiannya
keterangan gambar:
13
1.
2. tension pulley
3. clutch
4. gear chose
5. seedling box
6. planting set
7. planting arm
8. adjusting turn buckle
9. leasing board

traktor tangan praktikum dasar-dasar mekanisasi dan teknologi pertanian

Diposting oleh renaex di 05.35 0 komentar
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Traktor tangan adalah mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pada pekerjaan pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasang dibagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan.
Traktor tangan merupakan mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan (trailer) dan lain-lain. Pada dasarnya traktor tangan sangat penting digunakan untuk memudahkan dalam pengolahan tanah baik dalam penggunaan pengolahan tanah primer maupun sekunder. Pada dasarnya traktor tangan ini biasanya digandengkan dengan garu, atau bajak sehingga dapat memudahkan dalam pengerjaan pengolahan lahan.
Traktor dapat bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Untuk traktor tangan sebaiknya jangan melebihi 30°. Apabila lahan terlalu miring, traktor bisa terguling. Lahan yang bergelombang juga akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan. Sebaiknya lahan yang demikian dibuat berteras sehingga lahan bias memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis. Selain itu, traktor sebagai kendaraan beroda, memerlukan jalan dan jembatan untuk memasuki lahan yang akan diolah.
Olah karena itu berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu diadakan praktikum mengenai pengenalan traktor tangan untuk mengetahui bagian-bagian dari traktor tangan tersebut beserta fungsi dari bagian traktor tersebut.




I.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum Pengenalan Traktor Tangan bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari traktor tangan serta dapat mengoperasikan traktor tangan tersebut.
Kegunaan dari praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan serta aplikasi yang digunakan pada traktor tangan.













II.TINJAUAN PUSTAKA
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti pada pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain (Anonima, 2011).
Menurut (Anonimb, 2011), berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berbahan bakar Solar
2. Traktor tangan berbahan bakar bensin
3. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Menurut (Anonimc, 2011), berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya >5 HP.
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggerakn antara 5 - 7 HP.
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 HP.
Traktor dengan bahan bakar bensin dan minyak tanah biasanya berukuran kurang dari 7 hp. Jenis motor yang paling banyak digunakan traktor tangan di Indonesia adalah motor berbahan bakar solar (Anonimb, 2011).
Langkah pertama yang harus dipelajari oleh calon operator untuk dapat mengoperasikan traktor tangan adalah mengenal traktor tangan itu sendiri dan mengetahui bagian-bagian dari traktor tangan tersebut.
Menurut Anonima, (2011), bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Tenaga penggerak motor.
2. Kerangka dan transmisi (penerus tenaga).
3. Tuas kendali.
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur (Anonima, 2011).
Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter (Anonima, 2011).
Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel. Penggunaan motor diesel umumnya lebih murah baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal (Anonimb, 2011).
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang. Mengoperasikan Tarktor Roda Dua 12 Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti pully, belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya (Anonimb, 2011).
Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan vbelt ke kopling utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng untuk menggerakkan poros roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneleng juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan (Anonimb, 2011).
Di samping kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak di bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudi dioperasikan melalui tuas kemudi kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan. Sebuah traktor tangan dapat bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu; roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell) (Anonima, 2011).
Roda ban berfungsi untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor (Anonima, 2011).
Setiap traktor tangan biasanya dilengkapi dengan standar depan dan standar samping. Standar samping khusus digunakan untuk pemasangan roda. Pemasangan roda dilakukan satu persatu. Pelepasan roda dari poros dilakukan dengan cara melepas mur-baut dan atau pena penyambung. Setelah roda dilepas, baru dipasang roda pengganti yang sesuai. Pemasangan roda ini tidak boleh terbalik (Anonimb, 2011).
Untuk roda ban, pada sisi atas ban, arah panah harus ke depan. Untuk roda besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Untuk roda apung, sisi roda bawah tidak boleh menancap ke tanah. Sehingga pemasangan roda tidak boleh terbalik antararoda kiri dan kanan. Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar olah implement (Anonimb, 2011).
Pemasangan roda yang cukup lebar juga akan menjaga keseimbangan traktor, terutama apabila digunakan pada lahan yang miring. Sedang lubang yang ada di poros digunakan untuk tempat pena, sehingga menjamin roda tidak akan slip atau lepas pada saat pengoperasian (Anonimb, 2011).
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah (Anonima, 2011).
Tuas persneleng utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng, sehingga perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda dapat diatur.Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Anonimb, 2011).
Menurut Anonimb, (2011), Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut:
1. Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
2. Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan
3. Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
4. Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa
5. Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak
6. Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan
7. Mundur dua digunakan pada saat operator naik di trailer/gerobak
Tuas ini tidak selalu ada. Apabila tuas persneleng utama hanya terdiri dari 3 kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi dengan tuas persneleng cepat lambat. Fungsi perneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan menarik trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat, kemungkinan salah dalam memilih posisi persneleng bisa dikurangi (Anonima, 2011).
Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama (Anonimb, 2011).
Tuas persneleng mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary pada posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat juga diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung) (Anonimb, 2011).
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-masing ada di sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri dan begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan (Anonimb, 2011).
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan raktor. Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam (Anonimb, 2011).
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP” (Anonimb, 2011).
Kadang-kadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan. Tombol bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai sumber arus listrik (Anonim 1, 2011).
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor tangan hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga agar dapat memudahkan untuk menyangga traktor saat tidak difungsikan (Anonimb, 2011).
Pemeriksaan Traktor tangan merupakan bagian dari persiapan traktor sebelum dioperasikan. Pemeriksaan traktor sebelum operasi sangat penting. Diharapkan dengan adanya pemeriksaan ini kondisi traktor dapat diketahui sejak dini, sehingga penanganannya tidak terlalu sulit (Anonimb, 2011).
Menurut Hardjosentono, dkk, (2002), prinsip kontruksi traktor kecil ini terdiri atas :
a. Tenaga penggerak/motor penggerak.
b. Landasan/chasis dan badan
c. Komponen penerus tenaga.
d. Roda-roda/ban
e. Implements/peralatan pengolah tanah
Adapun persiapan dalam penggunaan traktor tangan sebelum pengoperasiannya supaya traktor ini dapat bekerja dengan lancer dan ekonomis, yaitu menyiapkan pakaian operator, mengadakan pemeriksaan, memeriksa kopling, traktor harus berjalan lurus, memeriksa tekanan ban, memeriksa bagian-bagian yang perlu dilumasi (Hardjosentono, dkk, 2002).

III. METEDOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai pengenalan traktor tangan dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2011 mulai pukul 09.00 – 11.00 WITA di Laboratorium Perbengkelan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2011.

3.2 Alat dan Bahan
Pada praktikum Pengenalan Traktor Tangan, alat yang digunakan yaitu Traktor tangan dan Kamera digital. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu alat tulis-menulis.

3.3 Prosedur Kerja
A. Menghidupkan Traktor Tangan
1. memposisikan As kopling utama dalam kondisi “OFF” atau “rem” sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
2. memposisikan, semua tuas perseneling pada kondisi netral untuk keamanan.
3. Membuka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
4. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
5. Menarik tuas dekompresi dengan tangan kiri untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat engkol diputar.
6. Memasukkan engkol ke poros engkol, lalu memutar engkol searah jarum jam beberapa kali agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator, untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
7. Mempercepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
8. Melepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
9. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang miring.
10. Menggeser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner
11. Menghidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
12. Traktor siap untuk dioperasikan
B. Mematikan traktor tangan:
1. Melepaskan beban motor.
2. Mengecilkan gas pada posisi “idle” atau stasioner, sehingga putaran mesin akan pelan, selama 2-3 menit.
3. Menggeser tuas gas pada posisi “stop”, hingga motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
4. Menutup kran bahan bakar








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Gambar Spesifikasi Kegunaan
Model KB 85 Serial No.9885003 MFG By PT Agrindo. Untuk mengolah tanah primer dan tanah sekunder
Sumber Data Primer setelah diolah, 2011

4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami laksanakan, jelas bahwa pada penggunaan traktor tangan memerlukan keahlian dan keterampilan dalam pengoperasiannya. Dimana kami sebagai praktikan, dituntut untuk dapat memahami mulai dari materi yang akan dilaksanakan, pada saat pengoperasian alat mesin traktor tangan, sampai pada prakteknya di lapangan. Dari penggunaan traktor yang kami telah laksanakan banyak hal yang perlu kami perhatikan misalnya, bagian-bagian dari traktor tangan tersebut serta fungsinya.
Bajak singkal (mold moard plow), bajak ini menggunakan hewan ternak, bajak ini digunakan untuk pengelolahan tanah primer/pertama. Sistem kerja : memotong, mengangkat dan melempar/membalik tanah. kelebihannya yaitu hasil pembajakan seragam sedangkan kekurangannya yaitu kontuksinya lebih rumit.
Adapun bajak putar (Rotary plow), bajak ini pisau bajaknya terpasang pada as traktor, Sistem kerja : berputarnya poros as mengakibatkan berputarnya pisau bajak sehingga tanah akan tercacah. Semakin cepat berputar, semakin sempurna pemotongannya (tdk terdapat pembalikan dan pelemparan tanah). Bajak rotary digunakan juga untuk pengelolahan tanah primer/pertama.
Adapun keuntungan yang kami peroleh dari adanya praktikum Pengenalan dan Penggunaan Traktor Tangan, yaitu untuk mempermudah dalam pengolahan tanah baik itu untuk pengolahan tanah primer maupun sekunder pada lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonima, 2011), bahwa traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti pada pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.
Adapun kendala-kendala yang kami hadapi dalam penggunan traktor tangan yaitu alat traktor tangan berat, perlu adanya tenaga yang besar sehingga terjadi keseimbangan dalam penggunaan traktor tangan tersebut. Ban pada traktor tangan tersebut memiliki tekanan angin yang tidak sesuai dengan kebutuhan (kemps) sehingga tidak memudahkan dalam pengoperasian sehingga perlunya persiapan dalam pengoperasian. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hardjosentono, dkk, 2002) yaitu adapun persiapan dalam penggunaan traktor tangan sebelum pengoperasiannya supaya traktor ini dapat bekerja dengan lancar dan ekonomis, yaitu menyiapkan pakaian operator, mengadakan pemeriksaan, memeriksa kopling, traktor harus berjalan lurus, memeriksa tekanan ban, memeriksa bagian-bagian yang perlu dilumasi.



V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum “Pengenalan Traktor Tangan” kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Bagian-bagian dari traktor tangan dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu tenaga penggerak motor, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) serta tuas kendali.
b. Traktor tangan merupakan salah satu alat pra panen yang digunakn untuk mengolah lahan pada tanah primer dan sekunder.
c. Traktor tangan digunakan para petani yang digandengkan dengan bajak atau garu untuk mempermudahkan dalam pengolahan.

5.2 Saran
Saran untuk laboratorium, sebaiknya mesin traktor tangan dirawat agar pada praktikum selanjutnya masih dapat digunakan.
Saran untuk asisten, agar lebih detail lagi dalam menjelaskan tentang bagian-bagian traktor tangan serta cara peggunaan traktor tangan.







DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2011. Traktor Tangan. Diakses tanggal 14 April 2011. Makassar
Anonimb, 2011. http://google/Bahan Bakar Traktor.org.co.id/ Diakses tanggal
14 April 2011. Makassar

Anonimc, 2011. http://wikipedia.org/Bagian-Bagian Traktor.co.id/ Diakses tanggal 14 April 2011. Makassar

Dahono dkk, 1997, Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian
Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV: Jakarta

Hardjosentono, dkk., 2002. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara:Jakarta
Mulyoto H dkk, 1996, Mesin-Mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta

pengenalan alat dan mesin pertanian

Diposting oleh renaex di 05.03 1 komentar
Laporan Praktikum
Dasar – Dasar Teknologi dan Mekanisasi Pertanian


PENGENALAN MESIN PRA
DAN PASCA PANEN

Disusun oleh
NAMA : ernawati djaya
NIM : (G 111 09 276)
KELOMPOK : 5
ASISTEN : : nurshadrina
anjas anwar




LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadikan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan agroindustri justru dapat terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan sumber daya yang melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan sangat lambat. Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petani sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan . Penyebabnya antara lain penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah.
Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat . Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan ia memakai cara tradisional.
Teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlindungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol yang dapat menekan kehilangan hasil, penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk pertanian ) dan teknologi yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.

Berdasarkan pernyataan diatas maka kita sebagai mahasiswa pertanian, harus mempelajari tentang teknologi pertanian ini karena negara kita Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadi sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara.
I.2.Tujuan dan Kegunaan
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui nama – nama alat yang menggunakan motor bakar yang digunakan dalam bidang pertanian
2. Dapat membedakan antara mesin pra panen dan pesin pasca panen mesin alat hidrolik dan mesin drainase
3. Dan untuk mengetahui spesifikasi dari alat – alat mesin pertanian yang ada di dalam Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin.
b. Kegunaan
1. Agar mengetahui fungsi berbagai mesin yang ada dalam Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin dan,
2. Mampu menggunakan mesin mesin tersebut sesuai dengan kegunaannya.






II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka ( Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern (Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa yang berdaulat dan bermartabat (Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5 (lima) syarat pokok seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil usaha tani tersedianya saprotan secara local perangsang bagi petani transpotasi selain syarat pokok tersebut juga terdapat syarat pelancar yaitu pendidikan pembangunan kredit produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh petani perbaikan dan perluasan areal lahan perencanaan nasional pembangunan pertanian (Mugniesyah, 2006).
2.2 Mesin Pra Panen
Mesin pra panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah lahan dari lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Adapun mesin pra pertanian yang dirancang khusus untuk penanaman hingga pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan mesin alat tanam (Wijanto,2002).
Traktor tangan merupakan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari implement (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna , karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain – lain (Anonim, 2011).
Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudian terletak di bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian dioperasikan melalui tunas kemudi kiri dan kanan. Apabila kopling kemudi kanan ditekan , maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan . Sehingga roda kanan akan berhenti , dan traktor tangan dapat bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerek disalurkan di samping roda . Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar / cage whell) . Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip . Roda ban dapat meredam getaran , sehingga tidak merusak jalan – jalan .Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik bebab berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah (Mugniesyah, 2006) .
Roda apung ini ada yang lebar. Ukuran roda disesuiakan dengan spesifikasi traktor .Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar oleh implement. Pemasangan roda yang cukup lebar juga aka menjaga keseimbangan traktor.Pemanasan roda yang cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor. Aplikasinya dari alat dan mesin pertanian sangat dipergunakan untuk memudahkan dalam pengerjaannya, khususnya dalam bidang pertanian. Berkembangnya teknologi sekarang ini, menyebabkan tingkat produksi dalam pemakaiannya alsintan juga dilakukan secara modern, sehingga dapat memudahkan dalam kehidupan. Tujuan dari penggunaan alat dan mesin ini sangat diperlukan karena sangat mendukung dalam meningkatkan produktivitas pada pertanian(Anonim, 2011).
Untuk melaksanakan tugas dengan baik perlu peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang merupakan ujung tombak transfer teknologi kepada petani tersebut. Dari hasil evaluasi Program Pendidikan dan Latihan jarak jauh terhadap para PPL dilaporkan terdapat perkembangan yang positif dalam wawasan pengetahuan , keterampilan serta peningkatan kemampuan pengelolahan usaha pertanian masyarakat (Siahan,2001).
Penerapan mekanisasi sangat berhubungan dengan kemajuan – kemajuan bidang lain dari “Agricultural Engenering” dan berbentuk dalam satu atau lebih kombinasi dari bidang – bidang tersebut. Agricultural Engenering meliputi bidang – bidang Teknik Mesin Budidya Pertanian (Farm Power and Machinery), Teknik Tanah dan Air (Soil and Water Engenering), Teknik Bangunan Pertanian (Farm Structures), Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (Agricultural Product Procesing Engenering), Teknik Pelistrikan Pertanian (Farm Electrification), dan Teknik Pengolahan Pangan (Food Engenering) (Siahan,2001).
2.2. Mesin Pasca Panen
Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani yang paling kritis, bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah susut. Data BPS pada musim tanam 1986/1987 menunjukkan angka susut yang cukup besar yaitu 21,3% dari seluruh kegiatan (panen sampai penggilingan). Angka susut memang berbeda beda, namun angka nasional yang ditunjukkan oleh data BPS dapat dipakai sebagai acuan resmi nasional ( Hamilton dkk,1996).
Mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil pertanian yang biasanya dirancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin pasca panen ini biasanya lebih mengarah kepembuatan produk yang ingin dihasilkan. Contohnya mesin penghasil sari buah, mesin pembuat bubuk coklat, mesin pembuat mie, dan sebagainya (Hamilton dkk,1996)
Alat dan mesin yang digunakan dalam pra penen dan pasca panen sangat membantu di dalam proses pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai pada produksi pertanian. Dengan bertambahnya alat dan mesin yang canggih dapat meningkatkan produksi pertanian untuk kebutuhan konsumen yang semakin meningkat. Hal ini di pengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk di dunia, sehingga peningkatan produksi terutama tanaman pangan mendorong para ahli untuk membuat alat yang modern,agar dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia (Siahan,2001).
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian (Wijanto,2002).
Kemajuan para petani ini ditandai oleh banyaknya petani kita yang telah menggunakan saran-saran para penyuluh dari bidang pertanian tentang bagaimana cara menggunakan mesin perontok gabah yang baik sehingga menghasilkan hasil komoditi yang sangat baik. Jika dahulunya perontokan dilakukan dengan cara dibanting dan diijak-injak, sekarang mereka telah beralih menggunakan power tresher atau biasa kita sebut dengan mesin perontok gabah. Hal ini membuat pekerjaan mereka lebih mudah dan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Pengolahan gabah merupakan tahap yang penting dalam pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar dilakukan dalam bentuk gabah (Robbin, 2005).
Perontokan dan pengeringan. Perontokan adalah proses memisahkan gabah dari merang sedangkan pengeringan adalah proses mengurangi kadar air gabah hasil panen untuk keperluan simpan atau giling, urutan 2 proses ini dapat dibolak-balik. Pada padi hibrida umumnya dirontokkan dulu lalu dikeringkan/dijemur sedangkan padi varietas local umumnya dikeringkan lalu dirontokkan( Wijanto, 2002).
Setelah dirontokkan,gabah dimasukkan ke mesin pemecah kulit. Proses ini mengelupaskan sekam dari gabah. Hasil biji beras yang dikenal dengan Beras Pecah Kulit atau Brown Rice. Biji beras masih memiliki kulit ari (aleurone dan pericarp). Lapisan kulit ari ini umumnya dikenal dengan istilah bekatul. Aleurone adalah lapisan protein. Pada saat benih berkecambah, sel aleurone akan memecah menjadi asam amino. Dipicu oleh hormon yang dipecahkan oleh embrio aleuron akan mensintesis enzim yang berguna untuk memacu perkecambahan. Pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji, sebagai pelindung embrio (Robbin, 2005).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa lapisan kulit ari kaya akan kandungan protein, vitamin, mineral, lemak dan serat. Oleh karena itu, membiasakan mengkonsumsi beras pecah kulit menjadi lebih sehat dan lebih baik. Akan tetapi, umumnya orang enggan memakannya karena nasi dari beras pacah kulit lebih keras, walaupun sudah lama dimask sehingga, sulit dikunyah (Wijanto,2002).
Proses mengelupas kulit ari sehingga diperoleh beras putih bersih. Biji beras yang putih bersih ini sebagian besar terdiri dari pati. Petani yang menggunakan teknologi di bidang pertanian khususnya yang menggunakan mesin pertanian haruslah mampu mengetahui biaya-biaya yang ia akan keluarkan dalam pengolahan lahannya. Seperti pengeluaran untuk bahan bakar mesin,biaya perawatan mesin,biaya perawatan tanamannya, sampai upah pekerja jika ia menggunakan jasa pekerja. Hal ini sangatlah penting karena dengan mengetahui seluruh biaya pengeluaran yang telah dikeluarkan selama pengolahan lahan, maka para petani dapat mengetahui keuntungan yang akan diperolehnya nanti (Robbin,2005).
Mesin evaporator vakum adalah mesin yang biasa dipakai untuk mengurangi kadar air suatu bahan yang berbentuk cair. Prinsip kerja dari mesin ini adalah tanpa pemanasan langsung, suhu biasa diatur sesuai dengan keinginan. Penggunaan suhu rendah disertai dengan vakum, akan menjaga nutrisi/gizi produk tidak hilang atau rusak. Mesin separator sentrifugal (sentrifus) berfungsi untuk memisahkan cairan dari cairan yang berbeda, seperti air dan minyak pada proses pembuatan VCO (Wijanto,2002).

Beberapa kasus pada pengolahan kakao dan kopi, juga memberikan indikasi, bahwa penggunaan alat dan mesin untuk sortasi, pengeringan, dan penanganan primer hasil kakao dan kopi mampu meningkatkan kualitas 10 hasil dan pada akhirnya mengangkat nilai tambah hasil pertanian Dalam sistem agribisnis yang terbagi dalam empat sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu sampai pada sub sistem agribisnis hilir (pengolahan dan pemasaran), peran alat dan mesin pertanian diperlukan(Anonim,2011).
Faktor – faktor pra panen yang diketahui berdampak pada cita rasa produk hortikultura termasuk lingkungan , praktek budaya , bahan kimia yang digunkan serta faktor unsure hara . Pengaruh iklim terhadap cita rasa buah dan sayur juga telah banyak dilaporkan. Diketahui bahwa musim berpengaruh besar terhadap tinngkat kepedesaan pad bawang merah ( Hamilton dkk,1996)
Terdapat banyak faktor pra – panen yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen buah dan sayur, terutama pengaruhnya terhadap penampakan , kekerasan dan cita rasa. Faktor-faktor biologi , fisilologi , lingkungan , dan budidaya. Kerusakan – kerusakan yang terjadi selama proses produksi , benda – benda asing yang tidak diinginkan yang tercampur pada produk hortikultura dan residu bahan kimia serta variasi genetic (Anonim, 2011).
Untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) teknologi mekanisasi yang ada di pasar sebenarnya sudah tersedia cukup dengan suplai yang cukup. Namun demikian, masalah manajemen sistem mekanisasi menjadi faktor kendala yang perlu diperhatikan, bidang ini tidak banyak mendapat perhatian sebagai bidang sains dan perekayasaan. Pada masa sekarang dengan keinginan dan keutuhan untuk menuju ke produktivitas, efisiensi, kualitas dan nilai tambah, sistem manajemen/sistem enjinering mekanisasi pertanian perlu mendapatkan perhatian bagi peneliti/perekayasa mekanisasi, penyuluh dan praktisi yang bergerak di bidang mekanisasi (Mugniesyah, 2006).
Sebagai contoh dalam tahap penanganan dan pengolahan hasil pertanian, masalah hasil samping dan limbah perlu mendapat perhatian lebih banyak. Komoditi pertanian mempunyai prospek baik serta bersifat renewable. Sebagai contoh adalah sabut kelapa dan cangkang sawit dan sekam padi yang umumnya hanya dibakar. Teknologi pirolis dapat menambah nilai uang limbah dan dikembalikan lagi kepada usaha tani dalam bentuk yang
lain (Anonim,2011).













III.METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan alat pra dan pasca panen dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 April 2011 pukul 12.00 WITA sampai selesai, di Laboratorium Mekanisasi dan Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat
Pada praktikum Pengenalan alat pra dan pasca panen ini , alat yang digunakan yaitu kamera dan alat tulis menulis.
3.3.Prosedur Percobaan
Dalam praktikum pengenalan mesin pra panen dan pasca panen, kita telah diperkenalkan beberapa mesin, adapun prosedur percobaan dari praktikum ini yaitu :
1. Dijelaskan tentang alat pra dan pasca panen
2. Dijelaskan tentang spesifikasi alat dan mesin pertanian untuk jenis mesin pra panen
3. Dijelaskan tentang spesifikasi alat dan mesin pertanian untuk jenis mesin pasca panen.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dalam praktikum ini kita dikenalkan berbagai mesin dan alat pra dan pasca panen , adapun spesifikasi, fungsi dan kegunaannya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Alat Pengolahan Pra Panen
No Nama alat Spesifikasi Fungsi dan kegunaan
1. Bajak piring


Model : DP50 Lembar piringan : 2 buah Lebar kerja : 0,70 meter ;
Kedalaman kerja : 0,30 m Diameter
piringan : 0,55 m;
Berat bajak piring : 200 kg; Daya untuk menarik : 15 - 35 HP Kecepatan kerja rata-rata adalah 5,77
km/jam, dengan
lebar pembajakan
rata-rata 580 mm. Daya minimum yang diperlukan adalah 5,7 jam/Ha dengan
efisiensi waktu
pengolahan 25%







Kegunaan : Sebagai pengolah tanah pertama untuk
perbaikan struktur butir-butir tanah,
memperbesar persediaan air
,memperbaiki peresapan air dan aerasi tata udara tanah, mengurangi evaporasi tanah,
Fungsi : untuk mengolah kebun seluas 2,5 - 5 Ha; Sangat cocok untuk usaha tani lahan kering seperti tanaman hortikultura dan palawija;Dapat digandengkan dgn traktor mini bertenaga min 15 HP; Lebar pengolahan, kedalamanpembajakan dan kemiringan bajak dapat diatur sesuai kebutuhan.








2




Mesin penanam jagung dan pemupukan


1. Model : GS–JP-FL/01
2. Penarik : Traktor roda 2
3. Traktor roda 4 30 /40/ 50 HP
4. Bijian yang sesuai : Jagung dan Kedele
5.Kap. Hopper : 5 kg /unit
6. Kecepatan penanaman : 1,5- 2,0 km/jam
7. Jarak tanam dalam alur : 30 – 40 cm
8. Jarak tanam antara alur : Dapat diatur (30–80) cm
9. Kedalaman penanaman : 5 – 7 cm
10. Berat (1 unit penanam) : 20 kg.
11. Penakar benih : Tipe priringan datar menyudut
12. Pembuka alur :Piringanganda
13. Dimensi ( 1 unit/ 1 baris)






Kegunaan :
Mesin ini berguna sebagai alat penanam jagung sekaligus alat untuk pemupukan yang bekerja sangat cepat sehingga waktu yang digunakan sangat efisien.
fungsi:
berfungsi sebagai alat tanam jagung yang dapat diatur : 4 alur utk jagung, 6 alur untuk kedele, dan 10 alur utk padi didesain untuk mampu dipakai di hasil pengolahan tanah yang bergelombang (tidak rata), karena dilengkapi dengan pegas horisontal maupun vertical.
Dapat menanam dengan kecepatan maju 2–2,5 km/jam, akan diperoleh kapasitas kerja (0,5–0,6 ha/jam atau 4-5 hektar dalam satu hari),









3.
Traktor tangan (power tiller)
Ukuran piringan : 26 x 3/16” artinya diameter piringan 26”
- tebal piringan 3/16”
Bajak piringan standar umumnya berdiameter piringan 24 sampai 32 inci. Diameter
piringan 24 “
cekungan 33/8 sampai 4 “, diameter 26 “ cekungan sampai 4 ½
Sudut piringan dengan garis vertical 15 - 250 dan dengan arah horizontal pada sudut 42 - 450 . Kegunaan :

Mesin ini berguna memperbaiki struktur tanah , dimana traktor ini bekerja dengan metode pengarikan pada bajak.
Fungsi
fungsi utamanya adalah untuk menarik bajak yang akan digunakan untuk mengolah dan membalikkan tanah.

4. Bajak putar / bajak Rotari
- Sistim Transmisi ( Chain - Gear)
- Sistim Penggerak ( Kopling Utama) V Belt ( 2 buah)
- Sistim Pembelok ( Kopling Kemudi) Dog cluth
- Isi Minyak Pelumas 5, 5 liter
- Dimensi Traktor P, 2730 mm. L, 1140 mm. T, 1370 mm
- Berat 300 Kg ( Berat Traktor termasuk Roda Besi dan Diesel. Apabila menggunakan roda karet berat = 250 Kg)
• Tenaga Penggerak
- Merk KUBOTA
- Type 4 langkah
- Model RD 85 DI-1
- Tenaga Rata-rata 7, 5 / 2200 HP / RPM
- Tenaga Maxsimum 8, 5 / 2400 HP / RPM
- Bahan Bakar Solar
- Sistim Starting Engkol
- Sistim Pendingin Radiator
- Isi Bahan Bakar 9, 5 ltr
- Isi Minyak Pelumas 2, 4 ltr
- Berat 86 kg
- Sistim Lampu dengan IC Regulator
• Perlengkapan Tambahan yang dapat dibeli ( terpisah)
- - HITCH II
- Roda Besi Bertapak Lebar
- Roda Besi Bertapak Panjang

Kegunaan :
Memberantas gulma
2. Memperbaiki struktur tanah agar lebih baik untuk pertumbuhan tanaman
3. Menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik
4. Menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai
5. Meratakan tanah
6. Mencampur pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi

Fungsi :
Memotong dan
membalikkan tanah
pada pengolahan tanah, dapt membajakan
dengan kedalaman 15 cm,dan lebar
pembajakan bervariasi sedangkan besar
bongkahan didapati
diatas 24 cm.

Sumber : Data Primer, Laboratorium Mekanisasi dan Teknologi Pertanian, 2011
Tabel 2 . Alat Pengolahan Pasca Panen
No Nama alat Spesifikasi Fungsi dan kegunaan
1. Mesin vaccum evapator




Kapasitas optimal 65 liter maksimal 80 liter
Lama proses 120 – 180 menit
Sistem pemanasan tidak langsung , sistem double jacket
Bahar bakar LPG dengan control suhu digital
Pendingin sirkulasi air volume tabung evaporator 125 – 130 liter
Kebutuhan daya pompa vakum 750 – 1000 W
Kebutuhan daya pompa sirkulasi pemanas 300 W
Instalasi listrik rumah minimum 2200 W ,220 V 1 fase dimensi (p X L X T) 120 cm X 120 cmX120 cm
Volume pada waktu diangkut 120 cm X 120 cm X 160 cm
Control suhu digital
Bahan stainless steel





Fungsi
Mesin Evaporator Vakum (Vacuum Evaporator) berfungsi sebagai mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar air pada minyak kelapa murni. Dengan kadar air yang rendah, maka minyak VCO yang Anda produksi akan semakin berkualitas dan tidak mudah tengik, serta awet (2 tahun). Alat mesin produksi ini juga dapat dipakai untuk mengurangi kadar air pada madu, sari buah, minyak nilam dan gula cair dari ekstrak nira

Kegunaan :

Untuk pemekatan bahan cair, mengurangi kadar air tanpa merusak nutrisi bahan


2



Mixer


• Frame : pipa besi kotak 2x4 cm
• Tabung / silinder : Stainless Steel 304
• Dimensi (pxlxt) cm : 70 x 60 x 85 cm
• Daya listrik maksimal : 500 W / 220 AV
• Kapasitas : 20-50 kg / proses
• Bahan bakar panas : Burner LPG
• Transmisi rpm : Gear box, pulley, V belt, 20-40 rpm
• Kontrol suhu : Sistem suhu terkontrol otomatis / analog






Fungsi :
Mesin ini berfungsi untuk mengaduk bahan, disertai dengan proses memasak. Mesin ini cocok untuk mengaduk bahan yang akan kita olah.

Kegunaan :

Alat ini digunakan untuk menyatuhkan bahan suspensi yang akan diolah seperti penyatuhkan tepung dengan gula.




















3.





























Alat pengemas


Tipe : AW 6035 4ss
- Produk yang dikemas : bubuk, biji-bijian, butiran
Tipeseal : sistem renteng 4 side seal
- Tipe mesin : vertical sachet
- Dimensi seal W=50-100 mm, L=50-140 mm
- Kapasitas pengemas : Up to 100 gr
- Ukuran mesin : WxLxT=670x900x1770 mm
- Material pengemas :AL+PE, OPP+PE, NY+PE, dan bahan kertas pengemas lain yang dapat direkatkan dengan panas
- Kecepatan mengemas : 50-80 pack/min
- Supply voltage : 220V/380V, 1ph/3ph Neutral 50Hz
- Power requirement : 1,4 kVA/18 amp







Fungsi : mesin untuk pengemasan produk otomatis dengan sistem vertical
Kegunaan :
Mesin ini berguna sebagai mesin ntuk mengemas menyegel body produk (beberapa produk). Plastik melekat di body produk. Cocok untuk kemasan terluar berbagai macam produk : minuman, mainan, dll. Bisa dipakai untuk menyatukan beberapa produk (dalam bentuk paket)
4









Pemecah biji kakao

Kapasitas 100- 200 kg bahan masuk / jam
Volume ruang 0,05 m3
Sistem pengepresan kontinyu
Bahan dinding stainless steel
Saringan 20 mesh
Putaran ulir 10 rpm
Pemisahan hasil langsung
Sistem penggerek
Motor 5,5 HP
Transmisi , gear box dan pulley
Jumlah belt , 3 belt
Fungsi :
Untuk memisahkan biji dengan kulitnya

Kegunaan :

Kegunaan dari alat ini yaitu selain mampu memisahkan biji , mesin ini juga berfungsi sebagai alat untuk membersihkan kulit buah









Sumber : Data Primer, Laboratorium Mekanisasi dan Teknologi Pertanian, 2011

4.2 Pembahasan
Dari hasil yang kita peroleh diatas maka kita dapat mengetahui alat dan mesin pertanian dapat dibedakan atas alat dan mesin pra panen dan pasca panen, dimana kita ketahui yang membedahkan mesin pra panen meliputi bajak piring, mesin penanam jagung, traktor tangan bajak putar. Sedangkan yang tergolong kedalam alat dan mesin pasca panen yaitu mixer, mesin pendingin, mesin vaccum evapator, mesin pengemas, dan mesin pemecah biji kakao. Sesuai dengan pendapat Hamilton (1996) yang menyatakan alat mesin dan alat pra dan pasca panen sangat berpengaruh terhadap kualitas pada produk yang akan diolah sehingga mesin dan alat pra dan pasca panen haruslah berstandar mutu yang telah ditetapkan.
Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai banyak digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin pengolah tanah traktor haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya, seperti bajak, garu, ataupun bajak rotari. Untuk mengenal traktor sebagai mesin pengolah tanah, maka perlu dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja, perlengkapan, serta kegunaannya. Sesuai dengan pendapat Siahaan (2011) bahwa dalam mekanisasi pertanian traktor merupakan alat dan mesin pertanian khusus pra panen yang sangat diperlukan karena sangat mendukung dalam meningkatkan produktivitas pada pertanian. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain – lain.
Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel. Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah, seperti bajak piring,garu piring. Pengaturan tersebut dilakukan dengan mamanjangkan atau memendekkan pada ikatan sambungan peralatan atau pada tiga titik penyambungan. Dalam hal ini Mugniesyah (2006) menyatakan bahwa Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik bebab berat . Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Dan ini berguna untuk keseimbangan traktor dalam proses pengolahan tanah.
Bajak putar juga termasuk kedalam mesin pra panen dimana pisau bajak terpasang pada as. Sistem kerja dari bajak putar atau bajak rotary yaitu berputarnya poros as mengakibatkan berputarnya pisau bajak sehingga tanah akan tercacah. Semakin cepat berputar, semakin sempurna pemotongannya (tidak terdapat pembalikan dan pelemparan tanah).
Mesin penanam jagung, mesin ini merupakan mesin yang dapat mempermudah petani dalam mengerjakan aktifitas penanaman jagung, dimana mesin ini bekerja secara spesifik . mesin ini berfunsi sebagai mesin penanam dan pemupukan jagung dan kedele skala besar termasuk kategori High Technology dengan traktor penarik traktor roda 4 secara mounted (3 titik penggandengan), atau ditarik dengan traktor roda dua, dan masuk klas implement.berfunsi sebagai alat tanam jagung yang dapat diatur 4 alur utk jagung, 6 alur untuk kedele, dan 10 alur utk padi didesain untuk mampu dipakai di hasil pengolahan tanah yang bergelombang (tidak rata), karena dilengkapi dengan pegas horisontal maupun vertical.Dapat menanam dengan kecepatan maju 2–2,5 km/jam, akan diperoleh kapasitas kerja (0,5–0,6 ha/jam atau 4-5 hektar).
Mesin dan peralatan adalah setiap alat bantu mekanik yang dipakai manusia untuk melakukan apa saja. Sedang perbedaan alat dan mesin, adalah mengenai tingkat kesederhanaan susunannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mugniesyah (2003) bahwa berkembangnya teknologi sekarang ini, menyebabkan tingkat produksi dalam pemakaiannya alat mesin pertaniann juga dilakukan secara modern, sehingga dapat memudahkan dalam kehidupan. Tujuan dari penggunaan alat dan mesin ini sangat diperlukan karena sangat mendukung dalam meningkatkan produktivitas pada pertanian.
Alat dan mesin pertanian mencakup seluruh peralatan yang dipergunakan dalam suatu pekerjaan budidaya pertanian atau pengusahaan tanaman. Sehingga alat dan mesin pertanian sangat memudahkan dalam pengolahan pra dan pasca panen hingga sampai pada tingkat konsumen untuk produksi pemasaran. Pada dasarnya sumber penggeraknya dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu secara alami dan buatan manusia. Sesuai dengan pendapat Wijanto (2002) bahwa alat dan mesin pra pertanian yang dirancang khusus untuk penanaman hingga pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan mesin alat tanam.
Mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil pertanian yang biasanya dlrancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin pasca panen ini biasanya lebih mengara kepembuatan produk yang ingin dihasilkan. Sedangkan yang termasuk mesin pasca panen yaitu mesin evaporator, mesin evaporator vakum adalah mesin yang biasa dipakai untuk mengurangi kadar air suatu bahan yang berbentuk cair. Prinsip kerja dari mesin ini adalah tanpa pemanasan langsung, suhu biasa diatur sesuai dengan keinginan. Penggunaan suhu rendah disertai dengan vakum, akan menjaga nutrisi/gizi produk tidak hilang atau rusak. Mesin separator sentrifugal (sentrifusi) berfungsi untuk memisahkan cairan dari cairan yang berbeda, seperti air dan minyak pada proses pembuatan VCO. Hal ini seuai dengan pendapat Hamilton dkk, (1996) bahwa mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil pertanian yang biasanya dirancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin pasca panen ini biasanya lebih mengarah kepembuatan produk yang ingin dihasilkan. Dan prinsip kerja dari mesin ini adalah tanpa pemanasan langsung, suhu biasa diatur sesuai dengan keinginan. Penggunaan suhu rendah disertai dengan vakum, akan menjaga nutrisi/gizi produk tidak hilang atau rusak. Mesin separator sentrifugal (sentrifus) berfungsi untuk memisahkan cairan dari cairan yang berbeda, seperti air dan minyak pada proses pembuatan VCO.
Dalam praktikum ini kita juga dikenalkan mesin pemecah biji kakao, dimana mesin ini merupakan mesin yang berfungsi sebagai merontokan biji kakao,dimana biji kakao dimasukkan ke mesin pemecah kulit. Proses ini mengelupaskan sekam dari kakao. Hasil biji kakao. Biji kakao masih memiliki kulit ari (aleurone dan pericarp). Lapisan kulit ari ini umumnya dikenal dengan istilah bekatul. Aleurone adalah lapisan protein. Pada saat benih berkecambah, sel aleurone akan memecah menjadi asam amino. Dipicu oleh hormon yang dipecahkan oleh embrio, aleuron akan mensintesis enzim yang berguna untuk memacu perkecambahan. Pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbin (2005) bahwa pada saat benih berkecambah, sel aleurone akan memecah menjadi asam amino. Dipicu oleh hormon yang dipecahkan oleh embrio aleuron akan mensintesis enzim yang berguna untuk memacu perkecambahan. Pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji, sebagai pelindung embrio dan ini dipengaruhi oleh alat dan mesin yang digunakan dalam pengolahan pasca panen.







V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil kita peoleh dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1. Alat dan mesin pertanian didedakan atas alat dan mesin pra panen serta alat dan mesin pasca panen.
2. Alat dan mesin pra panen dalam praktikum yang kita lakukan meliputi traktor tangan, bajak piring, bajak putar, mesin penanaman padi.
3. Alat dan mesin pasca panen dalam praktikum yang dita lakukan meliputi mesin vaccum evapator, mesin pengemas, mixer, alat pemecah kakao, dan mesin pendingin.
4. Masing-masing alat dan mesin pertanian, baik pra maupun pasca panen memiliki fungsi dan kegunaan yang bersifat spesifik.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum efektivitas dan efisisensi lebih diperhatikan, agar praktikum lebih maksimal. Dan juga alat yang ada dalam laboratorium agar kiranya dapat dilengkapi spesifikasinya sehingga ini dapat melancarkan pelaksanaan praktikum





DAFTAR PUSTAKA
Anonima.,2011.Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian. http://ictsleman.ath.cx/pustaka/
pertanian/agro_industri_non_pangan/15_pengenalan_alat_dan_mesin_pertanian.pdf Diakses pada hari 10 April , pukul 21:30 WITA. Makassar.

Anonimb.,2011.FungsiMesin Alat Pertanian. http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id.Diakses pada tanggal 10 April Pukul 20.54 WITA.Makassar

Fauziah ,Sulaiman ,2000.Mekanisme Penyebaran Inovasi Pertanian Suatu Kajian prosiding. Lokakarya Nasional Pusat Perpustakaan Pertanian .Bogor

Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006.Penyuluhan Pertanian Bagian I : Peranan Penyuluhan
Pertanian dalam Pembangunan Pertanian .Bogor : IPB Press

Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. PT Graha persada : Jakarta.
Robbins,2005. CRC handbook of engineering in agriculture. Boka Raton .F1.CRC Press
Siahaan , S.2001.Penelitian tentang DIKLAT jarak jauh penyuluhan pertanian dan
dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup petani di kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) . Sumatera Selatan .IPB Press.
 

ernawati djaya Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez